TENGGARONG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Kartanegara (Kukar), menggelar Gerakan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting, disepanjang Juni 2024. Dilaksanakan serentak oleh 32 puskesmas dan 805 posyandu yang tersebar di 20 kecamatan.
Gerakan intervensi sendiri meliputi pengukuran Lingkar Lengan Atas (Lila) bagi ibu hamil dan catin, pengukuran IMT pada catin. Selanjutnya pengukuran panjang dan tinggi badan, serta penimbangan berat badan pada balita.
“Kita mau mencakup sasaran jadi dilakukan serentak,” ungkap Ketua Tim Kerja Peningkatan Gizi Keluarga dan Masyarakat Dinkes Kukar, Serianti.
Ia melanjutkan, dengan adanya gerakan intervensi serentak ini, diharapkan mampu melibatkan sejumlah stakeholder terkait. Seperti Tim Pendamping Keluarga (TPK), Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), desa dan kelurahan. Agar bisa mengajak balita, ibu hamil ke posyandu.
Ketika ada anak balita yang ditemukan berpotensi mengarah ke stunting, maka akan segera ditindaklanjuti oleh posyandu untuk merujuk ke puskesmas. Untuk kemudian dilakukan tata laksana kasus, jika ditemukan memang ada anak bermasalah soal gizi. Baik itu gizi kurang, gizi buruk, dan mengarah ke stunting, maka akan dirujuk lagi ke rumah sakit daerah yang ada spesialis anaknya.
“Harapannya ketika hari itu ada kasus, segera ditangani,” lanjut Serianti.
Bahkan dalam gerakan intervensi ini, akan dilakukan jemput bola. Ketika memang sasaran ibu hamil hingga balita yang datang ke posyandu tidak menjadi target sasaran, maka akan mendatanginya langsung secara door to door.
Dikatakannya, ini sebagai upaya pemkab untuk menekan angka stunting di Kukar. Melanjutkan tren positif pada tahun lalu yang berhasil menurunkan angka stunting menjadi 17,6 persen. Sementara untuk tahun 2024, Pemkab Kukar berupaya menekan angka stunting menjadi 14 persen.
“Upaya yang dilakukan oleh Pemkab Kukar untuk intervensi angka stunting,” tutup Serianti. (adv)
Penulis : Muhammad Rafi’i