MAHAKAM ULU – Sejumlah 700 penari terlibat dalam pada pergelaran budaya Perayaan Hudoq Pekayang di Long Pakaq Baru, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu). Acara yang berlangsung pada 20-21 Oktober 2023 Lapangan Kampung Long Pakaq Baru ini tampak dipadati oleh ribuan warga.
Pada prosesinya, para penari tersebut menari sejak sore hingga pagi keesokan harinya. Para penari yang berjumlah 700 orang tersebut berasal dari 13 kampung yang berada di Kecamatan Long Pahangai.
Hudoq Pekayang merupakan acara rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Gelaran ini diisi dengan berbagai tarian khas suku Dayak seperti Tari Hudoq, salah satu tari khas suku Dayak dan juga menjadi maskot Kabupaten Mahulu.
Bupati Mahulu Bonifasius Belawan Geh usai membuka pergelaran itu menyampaikan, budaya Hudoq yang dimiliki masyarakat Dayak di Mahulu berpotensi menjadi daya tarik wisata. Untuk melestarikan budaya Hudoq sering diselenggarakan event seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Long Pahangai.
“Ini adalah aset budaya Indonesia. Aset pariwisata, harus dilestarikan. Kita perlu membuat event-event yang lebih besar lagi sehingga dapat mendatangkan wisatawan dari luar maupun wisata lokal,” kata Bonifasius.
Tak hanya melestarikan budaya. Bupati Bonifasius mengatakan, event budaya Hudoq ini juga berdampak positif bagi pelaku UMKM. “Banyak pedagang, penjual kerajinan, dan lainnya mendapat dampak positif dari event, memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya.
Sebagai masyarakat Dayak, Bupati Bonifasius mengaku bangga, daerahnya memiliki aneka ragam budaya. Termasuk salah satunya Hudoq.
“Apalagi IKN di Kaltim. Mahulu memiliki banyak budaya, dan potensi wisata menarik lainnya. Mari berwisata ke Mahulu, banyak destinasi wisata menarik, yang tidak ada di tempat lain,” tandas Bonifasius.
Untuk diketahui, Hudoq adalah sejenis festival yang berupa tarian ungkapan syukur yang digelar oleh sub-etnis Dayak di provinsi Kalimantan Timur. Hudoq adalah kesenian tarian yang menggunakan topeng dan kostum, oleh sebab itu Hudoq termasuk golongan kesenian barongan.
Penulos : Ichal
Editor : Nicha Ratnasari
