SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) memiliki program Smart City. Gerakan yang diluncurkan sejak tahun lalu ini dimaksudkan untuk memberikan akses layanan internet gratis bagi warga hingga ke pelosok desa.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik (Diskominfo Perstik) Kutim, Ery Mulyadi mengatakan, sejak tahun lalu, Diskominfo Perstik Kutim mulai memberikan layanan ini kepada masyarakat. Hingga tahun 2021 ditargetkan akan ada 67 desa mendapat akses internet gratis.
Rencananya, jaringan internet gratis ditempatkan di fasilitas publik sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat setempat.
“Berdasarkan data, dari 139 desa di Kutim ada 37 desa yang blank spot (tak terjangkau jaringan komunikasi). Dengan kerjasama ini ada 67 spot yang akan dikerjakan di 13 desa. Sehingga diharapkan sisa 24 desa yang masih blank spot tersebut bisa dituntaskan pada tahun 2021 sesuai target,” papar Ery saat ditemui, Senin (15/11/2021).
Ia mengatakan jumlah ini akan bertambah pada tahun 2022. Targetnya seluruh desa di Kutim bisa mendapat layanan jaringan internet gratis dari program Smart City.
“Target kita di tahun 2022 Kutim sudah merdeka sinyal, artinya seluruh wilayah yang ada di Kutim jaringan internetnya sampai pelosok,” tuturnya.
Menurutnya, program ini sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan adanya perkembangan dan kemajuan teknologi, desa berbasis teknologi informasi memang merupakan orientasi program yang sedang dia laksanakan. Apalagi internet saat ini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat untuk berkegiatan.
Ery menyebutkan, area publik seperti kantor pemerintahan desa dan tempat wisata menjadi sasaran program tersebut. Kedua area ini dipilih dalam rangka melakukan percepatan pelayanan publik dan sosialisasi tempat wisata di Kutim. Pihaknya akan menyediakan jaringan internet berbasis fiber optik hingga ke level desa.
“Kami sudah mengusulkan anggarannya. Output-nya ada dua, yakni percepatan pelayanan publik dan sosialisasi wisata,” ujarnya.
Ery menambahkan juga, penyediaan jaringan internet gratis tidak hanya untuk membantu masyarakat mengakses teknologi, tapi juga mengenalkan wisata dan produk satu desa agar dikenal dunia.
Keberadaan fasilitas internet ini, lanjut Ery, menjadi faktor pendukung penjualan produk. Artinya, program ini menjadi pendorong masyarakat untuk menciptakan produk.
“Promosi produknya bisa melalui internet. Akun sosial medianya kan bisa dibuat. Internetnya gratis. Jadi, silakan digunakan seluas-luasnya agar bermanfaat,” tambahnya.
Sebelumnya Anggota DPRD Kutim Alfian Aswad mengatakan, pihaknya mendukung program “melek” internet bagi mewujudkan masyarakat Kutim. Untuk itu, pihaknya siap mengawal program tersebut dalam rapat-rapat di DPRD. Menurutnya, masyarakat memang memerlukan internet untuk memilah informasi.
“Kita dorong sekuatnya di legislatif. Manfaatnya saya kira besar sekali untuk edukasi dan pelayanan publik di tingkat desa,” ucap Ketua Fraksi Partai Demokrat itu.
Pemerataan jaringan internet, tambah Alfian, bisa dimanfaatkan untuk menangkal berita bohong atau hoaks yang bertebaran di media sosial. Sehingga, hal tersebut memerlukan perhatian khusus melalui pendampingan pemerintah.
“Keberadaan internet ini memang harus menjadi perhatian bersama karena banyak manfaatnya. Seperti untuk anak-anak sekolah dan juga untuk keterbukaan informasi,” tutupnya. (ref/adv)