– Sektor pertambangan saat ini masih menjadi penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Berau. Diketahui, sekisar 65 persen dari total keseluruhan PAD Kabupaten Berau saat ini berasal dari sektor pertambangan batu bara.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah menginginkan sektor perkebunan dapat perlahan melampaui sektor pertambangan.
“Kita perlu menggali sektor perkebunan dan pertanian agar bisa mandiri dan tidak bergantung pada sektor pertambangan saja,” ucapnya.
Ia menyebut, pemerintah harus mengatur dengan maksimal pemanfaatan sumber PAD pada sektor di luar pertambangan, seperti perkebunan yang memiliki potensi jangka panjang.
“Kabupaten Berau ini memiliki lahan yang luas, pada sektor perkebunan dan pertanian. Jadi kita manfaatkan sebaik mungkin agar ke depannya Kabupaten Berau bisa mandiri dan memproduksi beras hasil petani sendiri,” katanya.
Dirinya mengaku selalu mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau memerintahkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk mengonsumsi beras lokal, tujuannya agar para petani di Bumi Batiwakkal dapat sejahtera.
“Pemkab harus mengatur itu, sehingga tidak perlu mendatangkan beras dari luar daerah lagi. Jika produksinya banyak juga bisa dipromosikan agar masyarakat Kabupaten Berau membeli beras lokal,” tuturnya.
Selain itu, Syarifatul menjelaskan, pemanfaatan potensi sektor pariwisata untuk meningkatkan PAD Berau masih sangat minim, sehingga perlu ditingkatkan. Karena Berau sebagai daerah yang memiliki potensi pariwisata terbesar di Provinsi Kalimantan Timur.
Untuk mendukung hal itu, ia menilai perlu meningkatkan sarana dan prasarana untuk akses jalan ke wisata dan memiliki fasilitas yang bersih dan indah. Seperti sapta pesona agar bisa menarik para wisatawan lokal maupun luar daerah.
“Hal itu bisa menarik para wisatawan yang datang dan kembali kesini, membawa keluarga bahkan teman temannya agar mempunyai kenangan indah di Berau,” bebernya.
Dirinya menyebut Pemkab Berau harus menggandeng seluruh stakeholder terkait disektor pariwisata seperti, perhotelan dan restoran dan sektor penerbangan.
Dirinya menerangkan permasalahan utama terkait kurang minatnya wisatawan luar datang ke Berau, karena harga tiket pesawat yang mahal. Sehingga Pemkab Berau harus mencari solusi untuk menormalkan harga tiket tersebut.
“Hal ini yang menyebabkan wisatawan berpikir dua kali untuk datang ke Berau. Oleh sebab itu, permasalahan ini harus menjadi bahan pemikiran Pemkab Berau untuk meningkatkan potensi sektor pariwisata,” ujarnya.
Syarifatul menyebut telah memanggil pihak penerbangan untuk mendatangkan pesawat berukuran besar agar harga tiket pesawat bisa turun dan relatif lebih murah.
“Akan tetapi sampai saat ini belum ditindaklanjuti dari pihak penerbangan. Mungkin perlu kami panggil kembali karena banyak masyarakat yang mengeluhkan,” imbuhnya.
Kemudian, dirinya menyebut sektor lain seperti badan promosi daerah harus berkolaborasi di bawah pariwisata untuk memajukan potensi pariwisata di Kabupaten Berau.
“Saya harap, potensi pariwisata di Kabupaten Berau dapat menjadi salah satu sumber terbesar dalam meningkatkan PAD Berau, karena Kabupaten Berau memiliki potensi yang luar biasa di sektor pariwisata,” pungkasnya. (adv/dez)