spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

60 Desa di Kaltim Disiapkan sebagai “Smart Village”, Upaya Sinkronisasi “Smart City” IKN

JAKARTA – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) saat ini gencarkan  program Desa Cerdas atau Smart Village di beberapa wilayah di Indonesia. Program ini untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan teknologi dalam berbagai aspek pembangunan desa demi mencapai Desa Mandiri. Tercatat tahun 2023, pemerintah telah berhasil melahirkan sebanyak 6.238 desa kategori mandiri.

Untuk provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), ada sekitar 60 desa yang saat ini didorong untuk menjadi Smart Village yang nantinya akan mencapai predikat Desa Mandiri.

Desa Mandiri pun merupakan desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar, punya infrastruktur memadai, serta punya pelayanan umum dan pemerintahan yang sangat baik.

“Kemendes PDTT sekarang sedang membangun desa-desa di sekitar wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan konsep Smart Village. Di Kutai Kartanegara (Kukar) ada 20 desa, di Paser ada 20 desa dan di Penajam Paser Utara (PPU) ada 20 desa. Supaya nanti harapannya adanya sinkronisasi antara kondisi Smart Village dengan Smart City IKN,” ungkap  Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Wilayah Kemendes PDTT,  H.M Nurdin saat ditemui MediaKaltim.com di ruang kerjanya di Jakarta, belum lama ini.

Oleh sebab itu, pihaknya pun berharap bahwa pembangunan IKN dapat berjalan sesuai rencana sesuai dengan tahapan-tahapannya. Karena, keberadaan IKN dipastikan akan memberikan dampak yang luar biasa terhadap desa-desa yang ada di sekitarnya.

“Sekarang pun juga sudah memiliki dampaknya yang luar biasa. Saya kira jika konsisten dengan komitmen rencana pembangunan yang berwawasan lingkungan, kota hutan maka akan bagus. Apalagi didesain dengan Green City, Smart City. Kita akan punya ibu kota yang bisa dibanggakan,” tutur Nurdin.

Sebelumnya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar berharap agar adanya IKN Nusantara tidak mengubah budaya dan kearifan lokal desa-desa setempat. Kearifan lokal desa di IKN harus jadi  etalase Indonesia.

Selain itu, pria yang akrab disapa Gus Halim ini menungkapkan desa di kawasan IKN harus bisa menjadikannya sebagai peluang untuk semakin mengembangkan potensi.

“Kita memang harus mereferensikan desa hingga menjadi etalase desa di Indonesia. Ini sedang saya siapkan di IKN. Saya berusaha agar desa-desa di sana jangan berubah dari segi apapun meski jadi ibu kota negara. Karakter desa jangan sampai berubah menjadi kelurahan,” katanya.

“Bayangan saya jadi etalase untuk menunjukkan bagaimana kehidupan kebiasaan, keberagaman, pluralisme di desa. Harus bisa jadi etalase dari kota atau negara manapun. Kalau mau lihat Indonesia ya bisa lihat di situ. Jangan sampai terjadi penurunan kearifan lokal,” lanjut Gus Halim.

Penulis : Nicha Ratnasari

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti