spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

10 Hektare Lahan Sawah dan 5 Hand Traktor Rusak Akibat Banjir di KIPP IKN

PENAJAM PASER UTARA – Banjir di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Nusantara (IKN) pada Senin (24/06/2024) lalu, berdampak pada petani yang memasuki masa pembenihan.

Ketua Kelompok Tani Harapan Maju, Kelurahan Sepaku, RT 03, Nur Cholis saat acara penyerahan bantuan oleh Pj Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Makmur Marbun, Kamis (27/06/2024), mengeluhkan dampak yang dialami kelompoknya tersebut.

Nur Cholis mengatakan sejak awal memang benar terdapat luapan air, namun keadaannya diperparah dengan Intake Sepaku. Sehingga pembangunan tersebut menahan saluran air Sungai Sepaku. Hal ini sangat berdampak bagi dirinya dan anggota kelompok tani dikarenakan pihaknya baru saja melakukan pembenihan bibit.

“Ini tuh kami sedang masa pembenihan, baru saja menyemai sudah terendam dua hari. Harapannya ya pemerintah ada kontribusinya untuk bantu benih,” tambahnya, Kamis (27/6/2024).

Selain banyaknya benih yang ikut hanyut bersama banjir, kata Nur Cholis, hand traktor untuk keperluan banjir juga rusak terendam. Totalnya terdapat 5 buah hand traktor yang rusak akibat terendam banjir. sedangkan untuk lahan yang terendam banjir sekitar 15 hektar untuk kurang lebih 10 petani.

“Benihnya ya habis terendam, kan masih dalam penyemaian. Ya untuk yang bangun intake ini juga harus ada kontribusi pergantian lah untuk kami, setidaknya perbaikan (hand traktor) dan bibit,” tukasnya.

Tak hanya itu, Nur Cholis juga menyebutkan, terdapat petani hortikultura yang juga mengalami kerugian. Dia merincikan, kurang lebih ada seperempat hektar lahan petani yang menanam ubi jalar juga turut terendam. Hal tersebut telah dapat dipastikan mengakibatkan kerugian bagi para petani.

“Belum lagi petani hortikultura yang lain, yang menanam sayur juga habis. Harapannya ya minimal memberikan bantuan untuk kami yang mengalami dampak sosial,”tegasnya.

Padahal, lanjut Nur Cholis, petani terus diperintahkan untuk menanam agar tidak ada kelaparan dan guna mendukung ketahanan pangan. Nominal kerugiannya memang tidak besar, seperti bibit kurang lebih 30 kilogram.

“Minimal ya ada perbaikan, kan ya memang ada tertahan (airnya) karena intake walau nantinya juga dibangun saluran, tapi kan sekarang belum,” tandasnya.

Penulis: Nelly Agustina
Editor: Nicha R

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti