LONG IKIS – Kegembiraan Jamariah, wanita paruh baya kelahiran 1981 ini seakan sirna saat divonis dokter mengalami gagal ginjal. Namun semangat untuk sehat demi anak-anaknya dilakoninya dengan berobat rutin.
Hingga saat ini telah 11 kali menjalani cuci darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panglima Sebaya Tanah Grogot dengan jarak yang harus ditempuh 55 km dari tempat tinggalnya di Desa Sawit Jaya RT.05 Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser.
“Bu Jamariah saat ini harus menjalani perawatan cuci darah seminggu dua kali, dengan keadaan ekonomi keluarga yang sangat minim. Selama ini yang menjadi tulang punggung keluarga ibu Jamariah sendiri, karena sudah tidak memiliki suami,” jelas Jamrun, pegiat sosial di Kecamatan Long Ikis kepada media ini, Selasa 24 Januari 2023.
Ibu Jamariah sebelum sakit merupakan tulang punggung keluarga. Ia harus memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan tanggungan tiga anak yang masih duduk di bangku sekolah.
Anak pertama perempuan, Tiara kelas XII di SMAN 1 Long Ikis. Anak kedua Indah, perempuan kelas VII di SMP dan yang kecil Babam, laki-laki baru duduk di Kelas V di SDN 016 Long Ikis.
“Sejak beliau sakit tidak bisa bekerja lagi sehingga untuk menopang hidup hari-harinya hanya menunggu uluran tangan tetangga,” jelas Jamrun.
Jamrun mengharapkan ada pihak yang bisa membantu keluarga Bu Jamariah. “Selain untuk keperluan sehari-hari, biaya perjalanan berobat, cuci darah, dan kalau bisa ada dibuatkan usaha yang dapat dijalankan keluarga tersebut sehingga dalam pemenuhan kebutuhan harian tanpa harus menunggu uluran tangan lagi,” harap Jamrun.
Sementara itu Suparno, Pj Kepala Desa Sawit Jaya saat dikonfirmasi media ini mengaku sudah memberikan perhatian kepada keluarga Jamariah.
“Buktinya sudah banyak sumbangan yang mengalir membantu keluarga tersebut. Saya masih hadiri pelantikan PPS, yang jelas tiap hari Selasa diantar menggunakan ambulans desa menuju rumah sakit,” ucap Suparno saat dihubungi via telp WhatsApp.
Namun saat ditanya atas biaya siapa untuk operasional ambulance mengantarkan ibu Jamariah, Suparno tidak bisa menjelaskan lebih detail. Justru ia meminta agar ditanyakan kepada sopir ambulans yang mengantarkannya. (mun)