spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Wabup Kukar Ikut Kecewa, Daerahnya Dikeruk tapi CSR ke Luar Kaltim

TENGGARONG– Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rendi Solihin, ikut berkomentar soal aliran dana Corporate Social Responsibilty (CSR) dari pendiri PT Bayan Resources ke Universitas Indonesia, ITB, dan Universitas Gadjah Mada, yang total angkanya mencapai Rp 200 miliar.

Sebagai pimpinan daerah di mana PT Bayan Resources beroperasi, Rendi mengaku kecewa dengan hal tersebut. Kekecewaan, dikatakan Rendi, bukan karena tidak ada bantuan CSR sama sekali untuk Kukar.

Namun lebih elok, jika mengutamakan universitas di mana perusahaan tersebut beroperasi dan mengeruk hasil bumi. “Memang (aliran CSR) sejauh ini ada. Artinya luar biasa, ada perusahaan yang berdomisili disini membantu beasiswa untuk masyarakat kita,” ungkap Rendi Solihin, Jumat (13/5/2022).

Terlebih, di Kukar ada perguruan tinggi yakni Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Tenggarong. Harapannya, sindiran Wagub Kaltim Hadi Mulyadi bisa menjadi dorongan perusahaan yang bersangkutan untuk lebih sensitif memberikan bantuan pendidikan ke masyarakat Kaltim, khususnya Kukar.

Terlebih nominal yang mengalir mencapai ratusan miliar rupiah. Sangat bisa untuk mengembangkan Unikarta Tenggarong.

Rendi menambahkan, sebagai daerah di mana perusahaan  beroperasi dan mengeruk hasil buminya, Pemkab Kukar tidak pernah menargetkan berapa nilai CSR yang diberikan oleh tiap perusahaan. CSR diberikan perusahaan sesuai kemampuan saja. Tapi yang ia garis bawahi, setidaknya porsi CSR lebih utama di wilayah operasi.

“Artinya harapannya lebih peka di dunia pendidikan setelah kejadian ini, karena yang mengalir nominalnya tidak sedikit,” lanjut Rendi.

Terkait apakah Pemkab Kukar akan berupaya mengoptimalkan CSR untuk daerah, Rendi menyebut bisa saja itu menjadi salah satu usulan ke DPRD Kukar, yang bila disetujui nantinya berupa peraturan daerah (perda). Dengan begitu ada patokan kontribusi ke daerah penghasil.

Sebab, ia banyak menemukan kasus, kontribusi CSR perusahaan induk, kalah besar dibanding  perusahaan di bawahnya selaku sub kontraktor. Oleh karenanya, harus ada kriteria khusus yang harus dibahas lebih lanjut. (afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img