spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

UNU Kaltim, Fakultas Farmasi Jadi Idola

Luas, asri, dan tenang. Begitulah suasana kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim di Jalan KH Harun Nafsi, Kelurahan Rapak Dalam, Loa Janan Ilir, Samarinda. Di lahan seluas 4 hektare tersebut, berdiri juga taman kanak-kanak Islam, madrasah tsanawiyah, dan madrasah aliyah.

Di tingkat perguruan tinggi, ada empat fakultas dengan 10 program studi. Fakultasnya terdiri dari farmasi, teknik, bisnis dan akuntansi, serta ilmu sosial. UNU Kaltim memiliki 641 mahasiswa dan paling banyak ada di Program Studi Farmasi.

“Fakultas Farmasi memang menjadi favorit di sini,” demikian Kepala Biro Rektorat UNU Kaltim, Abdul Hamid, ketika ditemui kaltimkece.id, jejaring mediakaltim.com di ruang kerjanya. UNU Kaltim yang berusia tujuh tahun telah menyelenggarakan satu kali wisuda secara daring pada 2020. Sebanyak 33 mahasiswa dinyatakan lulus.

Abdul Hamid menjelaskan, tenaga dosen di UNU Kaltim berjumlah 71 orang. Semua dosen lulusan S-2 dari jurusan yang sesuai dengan program studi di tempat mereka bertugas. Sementara itu, staf rektorat terdiri dari satu kepala bagian, satu kepala bidang, dan 11 tenaga staf/fungsional.

Adapun 10 program studi di UNU terdiri atas Prodi Farmasi di Fakultas Farmasi; Prodi Arsitektur, Desain Interior, Teknik Industri, Teknik Informatika, dan Teknologi Industri Pertanian di Fakultas Teknik; Prodi Akuntansi di Fakultas Bisnis dan Akuntansi; serta Prodi Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, dan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD di Fakultas Ilmu Sosial dan Pendidikan.

Pada Kamis, 28 Oktober 2021, UNU Kaltim merayakan dies natalies ketujuh dengan Rapat Terbuka Senat UNU. Orasi ilmiah disampaikan Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, di Ballroom Hotel Bumi Senyiur, Jalan Pangeran Diponegoro, Samarinda. Tema orasi ilmiah Wapres yaitu Meneguhkan Karakter Kebangsaan dengan Meningkatkan Peran Perguruan Tinggi.

Wakil Presiden mengatakan, satu dari antara upaya memperkuat karakter kebangsaan adalah dengan terus memupuk dan mengasah pengamalan perilaku berbangsa dan bernegara. Hal itu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kontribusi perguruan tinggi adalah membangun pola berpikir kritis dalam berbangsa melalui pendidikan keagamaan. Pendidikan agama telah mencakup aspek pengetahuan, akhlak, dan akidah,” jelasnya saat itu.

Wakil Presiden juga meresmikan Kampus Dua UNU Kaltim yaitu Gedung Dr KH Idham Chalid, sekitar 1 kilometer dari Kampus Satu. Gedung Dr KH Idham Chalid berdiri di lahan 4.000 meter persegi. Terdiri dari enam lantai, bangunan ini adalah pusat administrasi kampus. Lokasinya memang strategis, di jalan poros Samarinda-Balikpapan. Rektor dan pejabat teras kampus serta dekan berkantor di gedung tersebut. Beberapa program studi juga kuliah di sana.

Rektor UNU Kaltim, Dr H Farid Wadjdy MPd, mengatakan bahwa Kampus Dua merupakan bagian integral yang terpadu dengan Kampus Satu. Gedung ini didirikan karena Kampus Satu tidak mampu lagi menampung mahasiswa.

“Kami ingin seluruh aktivitas perkuliahan berlangsung pada pagi hari. Kampus memerlukan ruangan yang cukup banyak. Kenapa pagi hari? Belajar pagi hari suasananya lebih nyaman. Sore hari, mahasiswa bisa melakukan kegiatan yang lain,” jelas Farid Wadjdy.

Rektor berharap, mahasiswa bisa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk menambah wawasan. Mahasiswa juga bisa beraktivitas dengan masyarakat setempat agar pengalaman bertambah. “Jadi bisa mengembangkan diri dan tidak bergantung kepada kampus,” terang wakil gubernur Kaltim periode 2008-2013 tersebut.

UNU Kaltim dengan tagline Transforming Islamic Values for a Sustainable Future masih berfokus dengan program S-1. Sembari melengkapi saran dan prasarana, jumlah dosen, dan fasilitas penunjang lainnya, UNU Kaltim perlahan menyiapkan program S-2 dan S-3.

“Ke depan, secara bertahap, insya Allah kami bangun asrama mahasiswa dan kami berharap ada pembinaan di sana. Bukan hanya sebagai tempat tinggal, asrama diarahkan untuk menambah ilmu dan pengalaman mahasiswa,” tutur Farid Wadjdy.

Rektor juga mengaku, belum puas dengan kondisi perguruan tinggi saat ini. “Belum puas bukan berarti tidak bersyukur. Masih banyak sesuatu yang harus dikejar untuk kami capai. Terutama mewujudkan perguruan tinggi terkemuka di Kaltim,” tutupnya. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img