spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tiap Tahun, Politani Samarinda Buka Rintisan Industri, Hamka: Upaya Gerak Maju dengan Project Base Learning

SAMARINDA – Rintisan kerja sama industri adalah upaya bergerak maju dari Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda), dalam membuka kerja sama antara perguruan tinggi dengan pihak industri. Metode pembelajaran terbaru yaitu pembelajaran berbasis project, adalah metode paling cocok dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini. Oleh sebab itu, upaya Politani Samarinda menitipkan para mahasiswanya untuk belajar langsung ke industri dan ikut serta mengerjakan project, lalu menyelesaikan kasus nyata adalah implementasi dari program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi tentang Kurikulum Project Base Learning.

Hal ini disampaikan Hamka, Direktur Politeknik Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda) dalam Kegiatan Rintisan Kerjasama Industri bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV Samarinda, di Kampus Gunung Panjang, Samarinda pada Kamis (31/3/2022).

Jika dulu dosen merupakan pusat dalam pembelajaran dan sumber penyampaian ilmu pengetahuan, sekarang tidak lagi. Saat ini mahasiswa diwajibkan magang ke industri terkait dengan membentuk kelompok kerja. Lalu kelompok mahasiswa mengambil sebuah atau beberapa kegiatan dan memecahkan masalahnya. Jika memungkinkan masalah tersebut dibawa ke kampus untuk diriset secara mendalam untuk ditemukan solusinya.

Hamka mengatakan, dosen tidak perlu khawatir pola pembelajaran berbasis project ini menyebabkan industri mengambil alih kendali mata kuliah. Walaupun dalam pelaksanaannya, sebagian besar waktu kegiatan berbasis project ini berada di industri. Karena pada akhirnya, kampus harus berperan memberikan solusi terhadap setiap masalah yang dibawa dan dihadapi mahasiswa.

Hamka (kanan), Arman Efendi, Kepala Seksi Pelaksanaan BWS Kalimantan IV Samarinda (tengah), Yulianto (kiri) dalam Kegiatan Rintisan Kerjasama Industri.

Hamka menekankan, keberhasilan dari kurikulum project base learning ini tidak hanya bergantung pada ada industri yang bersedia bermitra dengan perguruan tinggi. Namun perubahan paradigma dosen dalam menyampaikan pembelajaran adalah salah satu kunci dari model pembelajaran yang tengah digaungkan oleh Direktorat Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi ini. Peningkatan dan penyesuaian kompetensi dosen dengan industri, ujar Hamka, merupakan kunci dalam perubahan paradigma tersebut. Keterlibatan industri dalam penyusunan kurikulum, ungkap Hamka,,merupakan syarat mutlak agar kolaborasi perguruan tinggi dan industri bisa berjalan seiring dan seirama. “Dosen harus lebih fokus pada penyelesaian masalah yang dibawa oleh mahasiswa” ujar Hamka.

Soal pemberian nilai dalam kurikulum project base learning, Hamka memastikan dosen tidak perlu pusing. Jika dalam pembelajaran sebelumnya, nilai yang didapat mahasiswa merupakan hasil dari kemampuan mahasiswa mengerjakan soal dan tugas yang berikan dosen. Dalam kurikulum project base learning ini, kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah yang dibawa dari industri merupakan parameternya. “Sejauh mana masalah bisa dipecahkan itulah parameter penilaiannya” ungkap akademisi lulusan Universitas Hasanuddin Makassar ini.

Sementara itu, Wakil Direktur IV Politani Samarinda Yulianto menyampaikan, Politani Samarinda setiap tahun menyelenggarakan rintisan kerja sama dengan industri. Tujuannya sebagai sarana berdiskusi antara akademisi Politani Samarinda dan industri. Juga mengenalkan Politani Samarinda secara utuh kepada pelaku industri. (adv/bz)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img