TENGGARONG – Menyikapi fenomena gagal panen yang dialami oleh nelayan Kerang Darah, PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) pun turut prihatin. Termasuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak berwenang lainnya, untuk mendorong obyektivitas dalam penanganan kejadian gagal panen kerang darah ini.
“Perusahaan menghargai dan mendukung langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dalam menanggapi laporan yang disampaikan oleh masyarakat terkait kejadian gagal panen ini,” ucap Manager Communication Relations dan CID PT Pertamina Hulu Indonesia, Dony Indrawan.
Berdasarkan tinjauan atas dokumen hasil investigasi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman (Unmul), berisi hasil analisis lingkungan (indeks saprobik), hasil pengamatan dan analisis jaringan (histopatologis), serta analisis pelacakan polutan menggunakan isotop stabil, perusahaan berpendapat bahwa dokumen hasil investigasi FPIK Unmul tersebut tidak konklusif.
Oleh karena itu, perusahaan menilai bahwa kegiatan pengeboran sumur PHSS tidak terbukti memiliki hubungan dengan kejadian gagal panen kerang darah tersebut.
“Perusahaan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan pihak berwenang lainnya untuk memastikan obyektivitas dalam penanganan kejadian ini,” lanjutnya.
Perusahaan pun berharap semua pihak dapat menghormati proses yang masih berjalan dan tetap menjaga suasana yang kondusif untuk tercapainya penyelesaian yang terbaik.
Dony Indrawan pun berharap seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan fasilitas perusahaan sebagai objek vital nasional yang penting. Yakni dalam menghasilkan produksi migas bagi Indonesia untuk mendukung kebijakan Asta Cita pemerintah terkait ketahanan energi. (MK)