BONTANG – Pemilihan Taman Nasional Kutai (TNK) sebagai lokasi penyelenggaraan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) tahun 2020 bukan tanpa alasan. Selain mempunyai nilai strategis sebagai (megaecological infrastructur), TNK juga menyandang predikat sebagai perwakilan formasi ulin yang paling luas di Indonesia.
TNK merupakan kawasan taman nasional satu-satunya di Kalimantan Timur yang membentang dari Kota Bontang yakni seluas 0.36% atau 693.75 hektare, menyusul Kabupaten Kutai Kartanegara seluas 12.88% atau 24.821 hektare, hingga Kabupaten Kutai Timur seluas 86.76% atau sekitar 167.194,80 hektare.
Hutan TNK sebagai salah satu perwakilan hutan hujan tropis yang tersisa, tidak hanya berperan sebagai water reservoir (danau alam). Tapi juga sebagai genetic reservoir untuk menyuplai sumber daya genetik dan sumber cadangan benih yang tinggi.
TNK juga layaknya rumah bagi populasi spesies endemik, yakni orangutan (pongo pygmaeus morio). Namun sangat disayangkan, populasi orang utan kini berada dalam kondisi kritis.
Keunikan dan keanekaragaman inilah yang merupakan alasan TNK menjadi salah satu tujuan wisata. Bukan hanya lokal, tapi direkomendasikan hingga skala internasional. Bahkan lonely planet menyebutnya sebagai situs yang sangat direkomendasikan bagi traveler seluruh dunia.
Oleh karenanya, penyelenggaraan HKAN di Bontang menjadi momentum reaktivasi kawasan konservasi sebagai destinasi wisata alam. Seperti disebut Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Aloe Dohong, TNK akan menjadi representasi bagaimana (forest for healing) dapat dilakukan dalam kerangka kebangkitan Indonesia pasca pandemi Covid-19. “Selain itu mendukung persiapan Kaltim sebagai IKN (ibu kota negara) baru,” kata Aloe Dohong, saat sambutan di hari puncak HKAN, di Taman Mangrove Bontang, Rabu (16/9/2020). (yim/red2)
