spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Tahun 2025, Kemdiktisaintek Fokus pada Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dalam Masyarakat

JAKARTA – Program prioritas Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) pada tahun 2025 adalah memperkuat ekosistem sains dan teknologi (saintek) nasional. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam hal keanekaragaman hayati, sumber daya mineral, dan budaya, namun sains dan teknologi masih terkesan kurang membumi bagi masyarakat luas.

Oleh karena itu, program yang akan digulirkan bertujuan untuk mendekatkan sains dan teknologi kepada masyarakat.

Dalam sambutannya, M. Samsuri menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi, sebagai unit baru di Kemdiktisaintek, berfokus pada pengembangan kebijakan dan program yang dapat menjadi solusi ilmiah untuk tantangan yang ada.

“Kami memiliki tiga direktorat teknis yang akan mendorong program-program yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti Direktorat Bina Talenta, Direktorat Strategi dan Sistem Pembelajaran Transformatif, serta Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi,” jelas Samsuri dalam acara Coffee Morning with Media di Gedung Kemdiktisaintek, Selasa (18/2/2025).

Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi Kemdiktisaintek, Yudi Darma,  mengungkapkan penting bagi masyarakat untuk memahami dan mengaplikasikan sains dalam kehidupan sehari-hari. Program yang dirancang mencakup diseminasi dan pemanfaatan sains dan teknologi, dengan tujuan menciptakan masyarakat yang berbasis pada ilmu pengetahuan (citizen-based science).

“Ketika sains membudaya, ekonomi akan tumbuh, dan masyarakat akan lebih berdaya melalui implementasi sains dan teknologi,” tambah Yudi.

Dalam bidang diseminasi, Yudi menjelaskan bahwa pihaknya akan menggabungkan sains dan teknologi dengan seni untuk mempermudah pemahaman masyarakat. Program ini akan dinamakan rapsodi saintek dan seni. Sementara itu, dalam pemanfaatan sains dan teknologi, Kemdiktisaintek akan mengembangkan living lab, yaitu ekosistem berbasis sains dan teknologi yang melibatkan masyarakat untuk kolaborasi dan ko-kreasi dalam penelitian berbasis potensi lokal.

Selain itu, Kemdiktisaintek juga mengelola program riset pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berfokus pada riset berbasis potensi daerah. Salah satunya adalah Program Berdikari, yang mendanai riset untuk meningkatkan ekonomi komunitas dengan fokus pada teknologi tepat guna dan peningkatan daya saing industri. Program ini mendapatkan pendanaan sebesar Rp40 miliar dan melibatkan 100 tim riset.

Sebagai contoh, salah satu riset yang didanai adalah yang dilakukan oleh Konsorsium PTPPV Jawa Timur, yang berfokus pada meningkatkan produktivitas peternakan sapi di Ponorogo melalui berbagai riset terintegrasi, seperti pemanfaatan IoT untuk otomatisasi produksi susu dan pengolahan limbah peternakan menjadi biogas.

Yudi berharap, dengan adanya kerja sama media, pemanfaatan sains dan teknologi dapat lebih dikenal dan diimplementasikan oleh masyarakat, sehingga dapat membentuk ekosistem saintek yang inklusif dan berkelanjutan di Indonesia.

Pewarta: Nicha R

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img