spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Syafruddin, Anak Petani yang Siap Berebut Kursi di Senayan

SAMARINDA– Menjadi seorang legislator tak pernah sama sekali diimpikan Syafruddin. Bagaimana tidak, pria kelahiran Bima, 15 Oktober 1977 ini, tak punya kerabat atau keluarga politisi. Syafruddin lahir hingga besar dari keluarga tidak mampu. Maklum orang tuanya cuma petani, sehingga hidupnya penuh  keterbatasan.

Tapi takdir berkata lain. Dia kini telah menjadi anggota DPRD Kaltim selama dua periode, dan menjabat sebagai Ketua DPW PKB Kaltim.

Ketertarikannya pada politik dimulai saat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Syafruddin aktif di organisasi internal maupun internal kampus. Dimasa inilah, Udin sapaan akrabnya, menguatkan tekad untuk membentuk diri dan sebagai politisi. Otomatis dia memilih politik sebagai wadah pengabdiannya.

“Di kampus aktif pendampingan kepada rakyat, dari situ muncul keinginan melanjutkan pengabdian lembaga yang lebih formal dalam hal ini partai politik. Dan tokoh seperti almarhum Achmad Amins (mantan Wali Kota Samarinda), Almarhum Syaukani (mantan Bupati Kukar) hingga Rusman Yaqub dan Andi Harun merupakan tokoh yang banyak memberikan masukan,” jelasnya, Selasa (9/8/2022).

Partai politik yang dipilihnya untuk melanjutkan pengabdian ke masyarakat memang langsung tertuju ke PKB. Hingga pada tahun 2005, ia didapuk sebagai Ketua Gerakan Pemuda Kebangkitan Bangsa, dan Wakil Sekretaris PKB Samarinda.

Walau berjalan cepat dan mulus, karier politiknya sempat dihadapkan pada posisi yang berat. Pasalnya pada tahun 2008, PKB mengalami turbulensi politik yang menyebabkan dualisme.

“Keadaan yang sangat membingungkan saat itu. Tapi naluri saya saat itu berada di barisan Muhaimin Iskandar. Bukan berarti kita tidak cinta Gus Dur. Tapi untuk menjaga dan merawat PKB,” ungkapnya.

Singkat cerita pilihannya tersebut tidak salah. Cak Imin, panggilan Muhaimin Iskandar, menjadi Ketua Umum PKB dan membuatnya ditunjuk sebagai Ketua PKB Kaltim pada akhir 2008 silam.

Dualisme kepemimpinan yang terjadi membuat raihan kursi PKB di tingkat DPRD Kaltim, dan kabupaten/kota pada Pemilu 2009 mengalami penurunan sangat signifikan. Syafruddin yang kala itu  mendaftarkan diri sebagai Calon Legislatif DPRD Kaltim Daerah Pemilihan (Dapil) Samarinda gagal terpilih.

“Proses membesarkan partai sejak Pemilu 2009 itu terus berjalan. Mengembangkan partai dengan cara aktivis, dan merangkul tokoh yang potensial. Hingga pada pemilu 2014 berhasil medudukan 5 legislator. Memulai dari nol dan Alhamdulillah bisa (lolos) Pemilu 2014,” terangnya.

Pada Pemilu 2014 dan 2019, tak hanya berhasil meraih kursi di DPRD Kaltim, di DPRD kabupaten/kota PKB juga berhasil mendudukan sejumlah legislator hingga mendapatkan posisi pimpinan di empat DPRD. Di eksekutif, pada Pilkada 2020, PKB berhasil menang di 8 pemilihan kepala daerah, dimana dua diantaranya merupakan kader terbaik PKB yakni di Bontang dan Paser.

Berbekal rentetan prestasi PKB Kaltim di bawah kepemimpinannya, Udin mengatakan tinggal kursi DPR RI yang belum pernah diraih PKB Kaltim. Untuk itu, ia memastikan  pada Pemilu 2024 menargetkan satu kursi di Senayan.

“PKB ingin terus berkembang dan maju. Dan hasil musywarah partai tahun 2022, saya dimandatkan untuk maju pencalonan anggota DPR RI. Dan dengan ini saya menyatakan siap lahir batin maju sebagai caleg DPR RI,” pungkasnya.(eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img