SAMARINDA – Andi Harun ungguli Isran Noor dalam survei Charta Politika terkait elektabilitas sejumlah tokoh calon Gubernur Kaltim. Walikota Samarinda Andi Harun meraih angka 30,3 persen, jauh dari Gubernur Kaltim Isran Noor yang mencapai 18,9 persen.
Dalam survei yang digelar 28 September-4 Oktober 2022, Andi Harun paling banyak dipilih responden pada pertanyaan semi terbuka untuk calon gubernur. Kemudian disusul Isran Noor 18,9 persen; Hadi Mulyadi 13,1 persen; Rizal Effendi 7,8 persen; Rudi Mas’ud 7,6 persen; Fahmi Fadli 2,4 persen; Basri Rase 2,4 persen; Ardiansyah Sulaiman 1,1 persen; Safaruddin 0,9 persen; lainnya 0,8 persen. Sementara yang tidak tahu/tidak menjawab sebesar 14,9 persen.
Hasil survei Charta Politika menggunakan wawancara tatap muka dengan metodologi multi stage random sampling. Sementara jumlah sampel sebanyak 800 orang dengan tingkat kesalahan 3,46 persen. Adapun kriteria responden berusia minimal 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih.
Survei digelar diseluruh kelurahan/desa. Dalam kesimpulan hasil surveinya, Charta Politika mengungkapkan, selain Andi Harun mendominasi pilihan publik untuk calon gubernur, tingkat kepuasan terhadap kinerja Pemprov Kaltim di bawah komando Gubernur Isran Noor juga terbilang rendah. Kepuasan publik berada di bawah angka 60 persen.
Akademisi Ilmu Sosial dan Politik Universitas Mulawarman, Budiman Chosiah mengatakan, prestasi masing-masing tokoh menentukan persepsi pemilih dalam menentukan pilihan. Apa yang dilakukan Andi Harun sebagai Walikota Samarinda dalam mengentaskan sejumlah permasalahan di Kota Tepian, seperti banjir, kemacetan, penertiban PKL dan lainnya membuat perhatian pemilih tertuju padanya.
“Dan AH (Andi Harun) identik dengan program pro bebayanya. Karena Samarinda adalah ibu kota provinsi, beberapa masyarakat dari daerah, seperti mahasiswa, nah jika mereka lihat perkembangan pesat di Samarinda ini akan mempengaruhi pemilih juga bahwa beliau dinilai mampu membangun provinsi,” jelasnya, Minggu (23/10/2022).
Berbeda dengan Isran dan Hadi yang kini tengah memimpin Kalimantan Timur. Belum ada program fisik yang dapat dilihat oleh masyarakat Bumi Etam. Baik Isran Noor dan Hadi Mulyadi sebutnya, memiliki keunggulan dengan program Beasiswa Kaltim Tuntas, serta pernyataannya yang tak ingin menghapus tenaga honorer di lingkungan Pemprov Kaltim. Kedua hal ini menurut Budiman dapat menarik pemilih di kalangan ASN dan Non ASN serta mahasiswa.
“Nah Pak Isran ini harus kerja keras untuk meningkatkan elektabilitasnya selama setahun ini. Karena beliau berbeda dengan Pak Awang Faroek dengan beberapa pembangunan infrastrukturnya. Program beliau harus maksimal lagi, apalagi modal sosialnya masih kurang,” terangnya,
Terkhusus untuk Hadi Mulyadi, modal sosial yang dimiliki Wakil Gubernur Kaltim ini sebenarnya sudah cukup baik. Hadi dinilai tokoh yang agamis, humanis. Hal ini sangat disukai oleh pemilih dan menjadi modal kuat bila Hadi ingin maju bertarung dalam Kontestasi Politik 2024.
Pekerjaan rumah Hadi adalah membesarkan partai yang dinahkodainya saat ini yakni Partai Gelora yang notebene adalah partai baru. Bila ada perwakilan Gelora di DPRD Kaltim, akan menjadi modal Hadi untuk bersaing di Pilgub 2024.
“Kelemahan Pak Hadi karena dia partai baru. Intinya dalam setahun kedepan para tokoh perlu memanfaatkan dengan baik. Dan ingat belum ada simulasi gubernur dan wakil. Menurut saya siapa wakilnya akan menentukan elektabilitas,” pungkasnya. (eky)