SANGATTA – Seorang wanita bernama Yuliana Rafu (43) melapor ke Polda Kaltim, karena merasa menjadi korban malapraktik di Rumah Sakit Umum Daerah Kudungga, Kutai Timur. Yuli mengaku kini cacat, setelah dokter salah memasang pen di kaki kanannya yang normal.
Merespons laporan tersebut, Direktur RSUD Kudungga, dr Yuwana Sri Kurniawati membenarkan bahwa telah terjadi dugaan malapraktik pada 2016 lalu. “Sebenarnya, kasusnya (terjadi) tahun 2016 ya,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Namun, sampai saat ini pihak RSUD Kudungga belum mendapatkan informasi resmi dari Polda Kaltim, tapi hanya mendengar adanya laporan tersebut dari media. Untuk itu, dr Yuwana hanya bisa memberikan keterangan terkait waktu kejadian, serta penanganan yang telah dilakukan rumah sakit pada lima tahun silam kepada pelapor.
“Jadi baru tahu dari media sosial, kemudian misalnya dari Polda memanggil kami juga, belum ada,” ucapnya. Lebih lanjut, dr Yuwana memaparkan bahwa di tahun 2016, rumah sakit sudah memberikan perawatan dan rehabilitasi terhadap Yuliana Rafu.
Bahkan informasi yang dia dapat, sudah ada kesepakatan antara pasien dan rumah sakit untuk menutup kasusnya dan disetujui semua pihak. “Jadi saya juga bingung kenapa di tahun 2022 ini, sudah 5 tahun, kenapa kasus itu baru diangkat lagi,” tanyanya.
Terlepas dari adanya laporan tersebut, Yuwana menyampaikan rasa keprihatinnya sebab kejadian ini tentu membekas pada diri Yuliana. “Saya merasa prihatin dan juga memberikan simpati kepada Ibu Yuliana Rafu. Karena dengan adanya kejadian itu, tentu saja mengalami trauma yang berkepanjangan,” ujarnya.
Akibat malapraktik yang dialaminya, Yuliana kini cacat di bagian kaki, sehingga untuk berjalan harus dibantu dengan tongkat. Yuliana mengalami patah tulang kiri saat bekerja, namun dokter yang merawat melakukan pemasangan pen pada tulang kaki kanan yang normal. (ref)
