spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Stok Aman tapi Harga Melonjak

Harga kebutuhan pokok melejit menjelang Ramadan, seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah menganggap kenaikan harga tersebut masih dalam batas wajar. 

Tim Peliput: Andi Desky, Muhammad Rafi’i, dan Ramlah Effendy

Kepala Dinas Perindustrian Perdagang Koperasi dan UKM (Disperindagkop-UKM) Kaltim, M Yadi Robyan Noor memastikan stok bahan pokok dan penting aman selama Ramadan hingga Idulfitri nanti. Persediaan kebutuhan pokok diperkirakan mencukupi hingga 2,7 bulan ke depan.

“Secara umum aman, namun harga sebagian naik. Ini terjadi secara nasional akibat efek domino dinamika global. Dan secara historis pasti menjelang Ramadan dan Idulfitri ada kenaikan permintaan 20 persen sampai 30 persen,” terangnya kepada Media Kaltim, Jumat (1/4/2022).

Dia mencontohkan, stok gula pasir ada 46.250 ton, sementara kebutuhan hanya 20.336 ton per bulan. Berarti stok cukup untuk 2,3 bulan. Kemudian stok minyak goreng sebanyak 1.982 ton sementara kebutuhan hanya 638 ton per bulan. Untuk daging ayam dan sapi tambahnya, persediaan mencukupi hingga 2,8 bulan ke depan.

Sementara kenaikan harga bahan pokok dan penting seperti yang terjadi pada minyak goreng, gula pasir, daging sapi, dan gas elpiji terjadi fluktuasi harga. Naik turunnya harga disampaikan Roby tergantung disparitas sebuah daerah.

“Gula pasir kita lebih murah dari Jakarta dan Jawa, daging sapi juga seperti itu karena kita kan impor sedangkan negara produsen menaikan harga. Elpiji juga, ada kenaikan untuk non-subsidi. Tolong jangan membeli yang bukan hak,” terangnya

Khusus untuk minyak goreng curah, Roby menyampaikan bahwa kondisi di lapangan memang sulit untuk didapatkan. Namun ia menghimbau masyarakat tidak perlu panik untuk membeli secara berlebihan karena stok dipastikan aman, apalagi pihaknya juga sudah menggelar operasi pasar.

Terkait adanya isu minyak goreng curah yang dikemas oleh pihak-pihak tertentu dan diperjualkan, Roby menegaskan hal itu tidak dibenarkan. Ia meminta yang menemukan hal itu bisa segera melapor ke hotline Disperindakop-UKM Kaltim atau Satgas Pangan.

“Di pasar rakyat sudah ada (minyak goreng curah) yang dikemas, itu untuk memudahkan saat membli daripada bawa jerigen. Tapi Kalau berani menjual curah ke pasar modern, itu melanggar laporkan saja. Tak boleh apalagi kasih merek. Kalau dikemas itu (minyak goreng curah) daya tahannya hanya 3 hari,” jelasnya.

Selanjutnya ia mengingatkan bagi masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas dengan  membeli minyak goreng secukupnya. Menurut riset Disperindag kebutuhan minyak goreng rumah tangga hanya 2-3 liter minyak goreng sebulan.

Sementara minyak goreng curah yang tersedia di pasar tradisional katanya, sebenarnya untuk masyarakat kelas bawah. “Kasih kesempatan yang lain, beli 2 liter harusnya cukup. Untuk usaha kecil menengah itu bisa beli sampai 10 liter, dengan membuktikan secara dokumen saja,” ucapnya.

Sementara harga kebutuhan barang pokok di Tenggarong Kutai Kartanegara (Kukar) masih stabil memasuki bulan Ramadan. Meski ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan karena permintaan konsumen yang meningkat. Komoditi minyak goreng yang sempat langka di pasaran kini sudah mudah didapat meski harganya naik sangat jauh.

Sebelumnya harga minyak goreng sempat melonjak gila-gilaan, bahkan ada pedagang tradisional yang menjual dengan harga mulai Rp 60 ribu sampai Rp 150 ribu untuk kemasan 2 liter. Antrean panjang sempat terjadi di toko ritel modern karena masyarakat mencari minyak goreng murah.

Setelah adanya kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar yang ingin seluruh perusahaan kelapa sawit di Kukar mengalokasikan bagi masyarakat, disertai dengan mengembalikan harga minyak goreng ke harga pasar, maka minyak goreng tak lagi langka. Harga minyak goreng kini berkisar Rp 26 ribu sampai Rp 27 ribu per liter.

“Stok minyak goreng kemasan di pasaran, berdasarkan pantauan Disperindag Kukar sudah banyak, sejauh ini awal Ramadan aman-aman saja. Tidak ada lagi antrean dan keluhan,” ungkap Kabid Perdagangan Disperindag Kukar, Sayid Fathulah. Fenomena panic buying dianggap pemicu kelangkaan minyak goreng.

Sementara harga komoditi lain ada yang mengalami kenaikan, namun masih dianggap wajar. Kenaikan memang acap terjadi tiap memasuki Ramadan dan Idulfitri. “Masih terbilang terjangkau, ada Satgas Pangan yang memantau, dan Disperindag Kukar terus berkoordinasi,” lanjutnya.

Berdasarkan pantauan Disperindag Kukar, untuk daging ayam saat ini mencapai Rp 25 ribu per kg, bawang merah Rp 28 ribu per kg, bawang putih Rp 40 ribu per kg. Sementara Cabai tiung dibanderol Rp 37 ribu per kg, daging sapi Rp 125 ribu per kg, dan gula mencapai Rp 15 ribu per kg.

“Kami melakukan pantauan ke pasar. Ada 5-6 kecamatan dalam pemantau kami, seperti biasa normal-normal saja,” tutupnya. (eky/afi)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti