spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Soal Proporsional Tertutup, Sarkowi Khawatir Partisipasi Pemilu Turun

SAMARINDA – Anggota DPRD Kaltim, dari Fraksi Golkar, Sarkowi V Zahry, turut menyikapi polemik perubahan sistem Pemilu 2024, dari proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup.

Sarkowi menyatakan, bahwa sikap Partai sudah Golkar sudah jelas, menolak perubahan sistem pemilu menjadi proporsional tertutup. Hal ini sejalan dengan delapan partai lainnya yang duduk di DPR RI yang menolah perubahan sistem pemilu. Delapan fraksi tersebut yakni, Partai Golkar, Demokrat, NasDem, Gerindra, PKB, PPP, PAN, dan juga PKS.

“Sebagian besar partai-partai termasuk Golkar, itu setuju terbuka, tidak tertutup. Cuma kita sedang menunggu proses yang bergulir di MK ‘kan. Posisi kita sekarang menunggu putusan MK dan arahan dari DPP kami,” ungkapnya belum lama ini.

Secara pribadi ia menilai bahwa proporsional terbuka, merupakan sistem yang paling cocok dengan demokrasi yang ada di Republik Indonesia karena membangun kedekatan antara masyarakat dan wakil rakyat.

Proporsional terbuka membuat rakyat mengetahui siapa caleg yang akan pilih, untuk memperjuangkan aspirasinya. Sementara proporsional tertutup, partai lah yang menentukan siapa yang menjadi calon legislatif yang akan duduk di kursi dewan.

“Rakyat tidak tahu awal memilih siapa, itu saja menurut saya, semoga saja Pemilu tetap proporsional terbuka,” terangnya.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai legislator pada sistem proporsional terbuka, masyarakat juga dapat melakukan pengawasan, memberi kritik, dan masukan langsung kepada figur yang telah dipilih.

Sementara bila tertutup, tanggung jawabnya berada pada tingkat partai yang memilih siapa yang duduk di kursi legislator.

“Secara sistem akan berbeda jika terbuka, terkontrol. Kalau diputuskan tertutup, mekanisme partai akan tetap berjalan, semua caleg akan ditugaskan berkampanye, yang kita persoalkan ini hubungan antara rakyat dengan wakilnya ini,” tegasnya.

Lebih lanjut ia menilai, apabila sistem pemilu kembali proporsional tertutup, merupakan kemunduruan demokrasi yang rentan membuat adanya penurunan partispasi pemilu.

“Dulu pada masa (proposional) tertutup rendah (partisipasi pemilu). Sekarang lebih dari 50 persen, lumayan. Kita berharap masih terbuka, sehingga semua caleg akan rajin turun ke bawah dan pertanggungjawabannya jelas, kalau sudah dipilih oleh masyarakat siapa yang mewakili dapilnya juga akan bekerja sebagai representasi masyarakat,” pungkasnya.(eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img