spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sempat Sumbang Rp 300 Juta untuk PAD, Kolam Renang Junjung Buyah Kini Terbengkalai

TENGGARONG – Sudah empat tahun, kolam renang bernama Junjung Buyah di Tenggarong, Kutai Kartanegara, ditutup untuk umum. Kondisi ini dikabarkan membuat beberapa bagian bangunannya rusak. Padahal, fasilitas olahraga yang berada di lingkungan Stadion Rondong Demang itu sempat meyumbang ratusan juta rupiah untuk kas daerah.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kukar, Fida Hurasani, menjelaskan, dahulu Junjung Buyah digunakan oleh masyarakat umum dan atlet renang untuk latihan. Biaya masuk untuk pengunjung dewasa dari kalangan umum adalah Rp 10 ribu. Sedangkan anak-anak Rp 7 ribu. Dalam sehari, sekitar 150 orang berkunjung ke kolam yang berada di lingkungan Stadion Rondong Demang itu.

“Biasanya, setiap pekan, kolam ini bisa menyumbang Rp 10 juta untuk PAD (pendapatan asli daerah). Nilai ini cukup besar,” kata Afe, panggilan Fida Hurasani, kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com, Jumat, 3 Februari 2021.

Semua berubah ketika memasuki 2018. Waktu itu, seorang pengunjung meninggal dunia setelah tenggelam di kolam tersebut. Sejak saat itu juga, Dispora menutup Junjung Buyah untuk umum agar kejadian serupa tak terulang kembali. Kolam hanya boleh digunakan para atlet untuk latihan.

“Lagi pula, jika kolam itu dibuka untuk umum pada masa pandemi, tentu juga berbahaya,” jelas lelaki itu.

Selama penutupan, beber Afe, bangunan Junjung Buyah mengalami kerusakan. Sejumlah keramiknya lepas. Cat bangunan banyak yang terkelupas. Bahkan, warna air berubah hijau karena keenam kolamnya dipenuhi lumut. “Pompa otomatis untuk sirkulasi air di kolam juga sudah tidak berfungsi,” beber lelaki itu.

Sejak akhir Januari lalu, Dispora memperbaiki sejumlah kerusakan Junjung Buyah. Diperkirakan Afe, biaya perbaikan kolam membutuhkan Rp 150 juta. Perbaikan dilakukan secara bertahap. Dimulai dari pembenahan keramik karena keramik yang rusak dapat melukai seseorang. Kemudian dilanjutkan membenahi kualitas air. Biaya perbaikan, menurut Afe, bersumber dari kantong pribadinya dan sejumlah petugas Dispora Kukar. Hal ini dilakukan agar para atlet renang bisa latihan di tempat yang memadai.

“Untuk sementara, kami biayai secara swadaya agar Kukar mendapatkan atlet-atlet yang berkualitas,” ucapnya. Selain itu, sambungnya, perbaikan dilakukan agar rencana membuka lagi Junjung Buyah untuk umum bisa terwujud.

“Ya, kami berencana membuka kembali fasilitas ini untuk umum pada pekan kedua Februari 2022,” imbuhnya.

Sekretaris Dispora Kukar, Rakhmadan menambahkan, air di enam kolam di Junjung Buyah sudah diganti. Bahkan telah diberi obat khusus agar warna air kolam berangsur terang. Dia membenarkan, pembenahan dilakukan agar Junjung Buyah bisa dibuka untuk umum. Mengingat, kolam tersebut memiliki potensi ekonomi yang besar untuk menambah kas daerah.

“Jika dulunya bisa mendapat Rp 10 juta per minggu, berarti, dalam setahun bisa menghasilkan Rp 300 juta. Jadi, ini positif jika dikelola dengan baik,” sebutnya. Dijelaskannya, Junjung Buyah dibangun pada 2001 untuk mempersiapkan atlet renang berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) yang dilaksanakan di Kaltim pada 2008. (kk)

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.