TENGGARONG – Setelah bungkam sejak Sabtu (15/4/2023) malam, saat mengantar jenazah almarhum Sersan Dua (Serda) Muhammad Herdi Fitriansyah. Akhirnya Komandan Batalyon (Danyon) Arhanud 16/3 Kostrad, Makassar, Sulawesi Selatan, Letkol (Arh) Imam Musahirul buka suara. Prihal kematian anak buahnya tersebut pada Jumat (14/4/2023), sekitar pukul 15.00 WIT silam.
Hingga kini, dikatakan oleh Imam sejumlah anggota diperiksa oleh Detasemen Polisi Militer (Denpom), selaku penyidik. Termasuk terus melakukan pendalaman kejadian yang menimpa personel TNI asal Kecamatan Tenggarong Seberang tersebut.
“Untuk pendalaman kejadian masih terus sedang dilaksanakan oleh Denpom. Mulai dari awal sampai dengan sekarang pun masih terus ada yang diperiksa brother,” ujar Imam melalui pesan singkat WhatsApp.
Disinggung terkait hasil autopsi, yang dilakukan oleh RS Bhayangkara Makassar pada Jumat (14/4/2023) sore, pasca jasad Serda Herdi ditemukan sudah tidak bernyawa. Perwira melati dua tersebut mengatakan belum sama sekali mengantongi hasil autopsi. “Sampai dengan sekarang untuk hasil autopsi masih belum keluar,” lanjut Imam.
Diberitakan sebelumnya, Serda Herdi, ditemukan meninggal dunia di sekitar hutan lokasi Yonarhanud 16/3 Kostrad, Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat (14/4/2023) lalu. Keluarga almarhum menganggap kematian almarhum tidak wajar.
Ditandai dengan ditemukannya beberapa luka lebam dan tidak wajar pada tubuh almarhum, saat keluarga membuka dan memeriksa kondisi jasad dari peti mati.
Bahkan sekitar 3,5 jam sebelum ditemukan tak bernyawa lagi, pihak keluarga mengaku masih sempat berkomunikasi dengan almarhum. Bahkan keluarga mengatakan sudah beberapa kali menerima pesan keluhan dari almarhum mengalami penganiayaan yang diduga dari oknum seniornya.
“Ada beberapa hal yang dinilai janggal oleh pihak keluarga, sehingga keluarga minta dilakukan autopsi ulang,” ujar kerabat korban, Muhibin Ali, beberapa waktu yang lalu. (afi)





