spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sansis Got Talent 2023, Ajang Bakat Generasi Muda PPU

PENAJAM – Bakat luar biasa anak muda Penajam Paser Utara (PPU) tersaji dalam gelaran Sansis Got Talent 2023. Ajang pencarian bakat ini diharapkan bisa terus ada, sebagai salah satu upaya pembangunan daerah.

Tidak hanya sukses, kemeriahan terjadi di sepanjang gelaran yang digagas Yayasan Sansis Children, Kampung Inggris Lawe-Lawe ini, Sabtu (21/1/2023) hingga grand final Minggu (22/1/2023).

Sebanyak 30 peserta menampilkan bakatnya. Menyanyi, menari, berpuisi, bermain musik hingga stand comedy. Sepuluh peserta berhasil masuk ke babak selanjutnya. Bersaing hingga 3 peserta menjadi pemenangnya.

“Semua peserta memiliki bakat yang berbeda, talenta yang berbeda dan semua sangat memukau, layak untuk membawa nama baik PPU di bidang kesenian,” ungkap inisiator kegiatan, Sandry Ernamurti.

Kepala Disbudpar PPU, Andi Israwati Latief.

Sebagai pendiri lembaga belajar ini, dia berharap semua bakat-bakat tersebut bisa tersalurkan dengan baik. Pun dapat terfasilitasi dengan lancar. Baik oleh swasta, terlebih oleh Pemkab PPU. “Wajib berlanjut ke SanSis Got Talent 2024,” tegasnya.

Selain mendapatkan hadiah, jawara pertama, Zalikha yang menampilan bakat tarik suaranya, berkesempatan untuk difasilitasi dalam ajang yang lebih tinggi. Indonesian Got Talent 2023 di Jakarta. Transportasi dari BPN-JKT pulang pergi dan tempat tinggal selama lomba akan ditanggung.

“Namun Kami akan upayakan dan akan usahakan semaksimal mungkin dan berusaha. Untuk menepati janji memberangkatkan juara 2 juga, yaitu Sanggar Seni Pratiwi sebanyak 6 orang,” terang Sandry.

Ajang ini diharapkan terus berlanjut. Karena masih banyak bakat yang masih belum muncul di Benuo Taka. Mereka hanya memerlukan wadah untuk menunjukkan eksistensinya.

“Berharap makin banyak ajang atau kompetisi atau event seperti SanSis Got Talent ini. Agar kreativitas bidang seni budaya pemuda/pemudi/masyarakat PPU makin tersiar luas dan layak diperhitungkan bahwa inilah SDM IKN bidang seni budaya,” jelas Siska, yang juga pendiri Kampung Inggris Lawe-Lawe.

Kepala Disdikpora PPU, Alimuddin.

KONSISTENSI KAMPUNG INGGRIS LAWE-LAWE

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) PPU, Alimuddin mengungkapkan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Termasuk adanya Kampung Inggris Lawe-Lawe tentu mengambil banyak peran dalam penyaluran dan pengembangan bakat dan minat anak muda di daerah. Selama 3 tahun berdiri, ia meyakini telah banyak bakat yang dicetak. Dalam kepentingan formal maupun informal.

“Mulai kemampuan berbahasa asing. Seperti kemampuan berbicara Bahasa Inggris, itu yang paling dibutuhkan. Dengan keberadaan lembaga ini, menjadi bagian pendukung dari kebijakan pemerintah terkait merdeka belajar,” ungkapnya.

Jadi, sambungnya, lembaga pendidikan seperti ini perlu diperbanyak. Terlebih karena dibangun secara mandiri, dan tidak merepotkan pemerintah.

“Saya ke depan berharap di kecamatan lain juga bisa ada tempat seperti ini, lembaga belajar yang profesional seperti ini. Yang tidak hanya sekadar dilaksanakan, tapi jelas output-nya,” kata Alimuddin.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU, Andi Israwati Latief berharap Kampung Inggris Lawe-Lawe bisa terus menunjukkan eksistensinya. Pun ajang pencarian bakat ini bisa terus ada.

“Semoga kegiatan ini tidak berhenti di sini saja. Karena ini baru pertama kali dilaksanaanya. Harapannya ke depan juga ada PPU Got Talent,” ucap dia.

Dia optimistis adanya kegiatan ini akan secara langsung mengembangkan daerah. Banyaknya talenta, juga sejalan dengan eksisnya kepariwisataan daerah.

“Saya yakin dan percaya dengan talenta muda PPU. Kami dari Disbudpar PPU berterimakasih dan mengapresiasi Kampung Inggris ini, semoga bisa terus dilanjutkan,” ucap Israwati.

Dukungan terhadap Kampung Inggris Lawe-Lawe juga konsisten datang dari BUMN, Pertamina RU V Balikpapan. Are Manager Comrel & CSR RU V Balikpapan, Ely Chandra meyakinkan bahwa pihaknya hadir sejak awal pusat kreativitas ini berdiri.

“Kampung Inggris ini Kami anggap sebagai pusat kreatifitas Lawe-Lawe dan sudah didampingi Pertamina sejak 2019 lalu. Kami berkomitmen dan bekerjasama untuk mengembangkan tempat ini,” ungkapnya.

Pengembangan ini, lanjutnya, bagian dari corporate social responsibility (CSR) terprogram. Yang dievaluasi setiap tahunnya. Berjalan 3 sampai 5 tahun hingga mendapatkan tujuan akhir.

“Karena Kami melihat konsistensi tempat ini, Kami melihat potensinya terus berkembang. Jadi Kami terus berkomitmen untuk mengembangkan sampai tahun ketiga ini. Bahkan masih bisa berlanjut,” jelas Ely.

Ia berharap, dari Kampung Inggris ini minimal lahir kepercayaan diri anak-anak PPU. Untuk bisa menunjukkan eksistensi mereka. Kemudian bisa mendapatkan kemampuan berbahasa Inggris profesional.

“Kami berharap mereka semakin percaya diri, dan membantu proses belajar secara formal di sekolahan. Kami juga berharap selain menjadi pusat bahasa Inggris, juga menjadi pusat kreativitas,” pungkasnya. (SBK)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img