SANGATTA- Pendistribusian ribuan minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter untuk masyarakat Kutai Timur (Kutim) kembali dilakukan Pemkab Kutim, bekerja sama dengan toko Pulau Emas selaku distributor.
Pendistribusian dilakukan di Halaman Rumah Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang di Jalan Poros Sangatta-Bontang (Patung Burung), Sabtu (11/3/2022) pagi.
Pantauan di lapangan, sedianya pengambilan kupon antrean baru dilaksanakan pukul 06.00 Wita, namun warga sudah mengantre sebelum pukul 05.00 Wita. Demi mendapatkan jatah pembelian minyak dengan ukuran 3 liter dan 2 liter. Antrean terlihat mengular dari halaman rumah wabup sampai ke Jembatan Pinang. Satu jalan keluar Sangatta yang biasa berfungsi satu arah, harus menjadi dua arah karena ruas jalan lainnya ditutup untuk pengantre minyak goreng.
Akibat tingginya antusiasme warga, penjualan minyak goreng yang sedianya pukul 08.00 Wita, dipercepat jadi pukul 07.00 Wita.
Sebelum mendapatkan kupon, masyarakat mengantre kemudian jari kelingking dicelupkan ke tinta layaknya pemilu. Selanjutnya kupon ditukarkan dengan minyak goreng dengan harga HET.
Agar transaksi berjalan lancar, antrean ditertibkan personel Polres Kutim, TNI, Dishub, Satpol PP hingga pemuda dari DPD KNPI Kutim. Ada delapan tenda disiapkan untuk lokasi antrean minyak goreng. Barisan antrean diatur menjadi delapan baris. Untuk umum lima baris, tiga baris lainnya untuk lansia, disabilitas dan ibu hamil. Warga yang datang diminta menyiapkan uang pas, demi memperlancar jual beli minyak goreng merek Madina, Siip dan Sovia.
Kepala Dinas Perdagangan (Disperindag) Kutim M. Zaini melalui Kepala Seksi Dalam Negeri Ahmad Doni Evriadi yang turun langsung mengawasi program distribusi minyak goreng, menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan distributor menyiapkan hingga 7.800 kupon. Rerata kemasan 2 liter dan minyak dari jeriken yang isinya dikemas ulang menggunakan plastik ukuran 3 liter.
“Setidaknya lebih dari 14 ribu ribu liter minyak goreng didistribusikan ke warga hari ini. Stok yang akan dibagi InsyaAllah masih bisa bertambah,” kata Doni ditemui di lapangan.
Dia meyakini, antrean warga melebihi dari stok yang tersedia sebab warga yang sehari-harinya berdagang dengan bahan utama minyak goreng ikut mengantre. Walaupun demikian, Doni mengaku tak mudah membuktikan diantara masyarakat yang mengantre ada spekulan, yang sengaja membeli dengan jumlah lebih dengan tujuan dijual kembali.
“Kami tetap mengimbau agar warga membeli (minyak goreng) sesuai kebutuhan. Jangan menimbun dalam jumlah banyak, apalagi untuk dijual kembali. Agar distribusi minyak goreng dengan harga wajar kembali normal di pasaran. Bila ada yang menimbun dalam jumlah banyak, barulah ditindak lanjuti ke ranah hukum,” sebut Doni.
Imbauan lain juga disampaikan olehnya, bahwa distribusi minyak goreng saat ini tetap berjalan seperti biasa. Walaupun terkadang ada sedikit keterlambatan. Artinya, ketersediakan minyak goreng selalu ada dengan harga eceran tertinggi yang sudah ditentukan dan diawasi pemerintah.
“Jadi masyarakat tidak perlu panic buying (membeli berlebihan). Stok ada, jadi tidak perlu mengantre dari penjual satu ke penjual lainnya,” tutup Doni.
Warga bernama Qonita mengaku, mengantre kupon sejak pukul 05.00 Wita, atau dua jam sebelum pembelian minyak dilakukan.
“Saya antre mulai jam 5 (subuh), tapi ternyata sudah banyak orang yang berbaris. Mungkin mereka (pengantre) sudah berdiri mulai jam 4 (subuh),” kata ibu rumah tangga ini.
Dia bersyukur ada program distribusi minyak goreng kualitas baik dengan harga normal. Namun, dia berharap kelangkaan minyak goreng jangan terus berlarut-larut. “Kami berharap setelah ini distribusi minyak goreng bisa kembali lancar. Apalagi menghadapi Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang tak lama lagi,” tutupnya. (ref)