SAMARINDA – Lapis Mutakhir Cerpenis Kalimantan Timur (LMCKT) 2024 sampai pada puncak acara pada Sabtu, (15/02/2025). Setelah serangkaian perjalanan panjang sejak Agustus tahun lalu, akhirnya Ruang Sastra Kaltim sebagai penyelenggara meluncurkan buku Antologi Cerpen.
Sebanyak 19 Cerita Pendek (Cerpen) terpilih dari 50 karya yang dikirimkan serta 32 cerpenis se-Kaltim. Lantas dua cerpen dipilih untuk menjadi judul antologi tersebut, menjadi “Hal-Hal yang tersisa dari Jam Makan Malam.”
Dikuratori oleh Dahri Dahlan, sastrawan ternama Kaltim sekaligus akademisi Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Mulawarman (Unmul), LMCKT menancapkan eksistensi sastra di pulau Kalimantan bagian timur ini.
“Ruang Sastra Kaltim ini meneruskan tongkat estafet dari Korrie Layun Rampan. Bisa dibilang meneruskan estafet kesusasteraan yang dibangun oleh Korrie Layun Rampan,” jelas Ketua LMCKT, Tantra Alimi, saat wawancara bersama Media Kaltim.
Di Kedai Satu Tujuan, Jalan DI Pandjaitan, Samarinda, ratusan hadirin berkumpul dalam peluncuran antologi cerpen itu. Juga diisi oleh beberapa penampilan menarik, seperti dari Teater 007, Teater Bastra, Pandu Pratama, Nurdia, Jumiati, serta Teater Bastra, membuat malam kian meriah.
Selain itu, diskusi Mbeko Kisah dihadirkan, dimana Dahri Dahlan sebagai kurator, Rabiatul Adawiyah sebagai salah satu perwakilan penulis dan Fatima Ramadhanty sebagai perwakilan pembaca.
“Inginnya masyarakat bisa mencintai sastra, tetapi tidak semuanya bisa mencintai, setidaknya, kehidupan sastra bisa menjamah ruang kemasyarakatan,” kata Tantra Alimi.
Tantra sempat bercerita, setelah mengonsep di Agustus tahun lalu, di bulan Februari ini, LMCKT dapat berjalan dengan lancar dengan segala kerumitannya. Ditambah ini menjadi kali kedua Ruang Sastra membukukan karya penulis Kaltim, dimana tahun sebelumnya ada pula kumpulan puisi dari para penyair Kaltim.
Nantinya, Ruang Sastra Kaltim akan menggelar untuk kali ketiga, khusus kepada para penulis lakon atau drama di Kalimantan Timur. Tentu saja kesemua itu dilakukan agar sastra tetap hidup dan menjadi warisan bagi masyarakat nantinya.
Pewarta: K. Irul Umam
Editor: Dezwan