spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Puluhan Truk Antre BBM Parkir di Badan Jalan, Warga Usul Pakai Nomor Antrean, Kahar: Data Stok Solar!

BONTANG – Antrean truk yang panjang kembali terjadi di depan SPBU Koperasi PKT Jalan Brigjen Katamso, Kota Bontang, Minggu (24/10/2021) siang. Dari hasil pantauan Media Kaltim, puluhan truk dan kendaraan besar tampak berderet mulai depan SPBU hingga memanjang sekitar 200 meter. Padahal Satlantas Polresta Bontang sudah menerapkan Zero Tolerance di kawasan jalan itu.

Spanduk cukup besar yang dipasang di median jalan bertuliskan tanda dilarang parkir, diabaikan oleh para sopir truk yang menunggu dibukanya SPBU. Menurut informasi warga, SPBU belum melayani karena BBM solar belum datang. Salah seorang warga Bontang, Ibnu Santoso, mengusulkan ide untuk mengatasi antrean panjang BBM di SPBU. Ia meminta pihak SPBU membuat grup WA berisikan para sopir truk kendaraan yang kerap mengantre BBM.

“Kemudian membuat nomor antrean dan mengumumkannya di grup tersebut. Apabila nomor antrean sudah dekat, maka truk baru merapat ke SPBU. Ini untuk mencegah kendaraan besar menumpuk. Ini sangat mengganggu,” katanya.

Kondisi ini juga menuai keluhan dari warga lainnya, karena deretan panjang truk ini membahayakan pengendara bermotor yang melintas dan menutupi tempat usaha yang berada di sepanjang jalan. Salah satunya adalah Kantor Dealer Toyota Auto 2000.
“Usul kepada dinas terkait, sebaiknya antrean BBM bisa dilakukan malam hari, supaya tidak mengganggu aktivitas usaha di sekitar pom bensin, karena kami ikut merasakan bahwa usaha kami juga tertutup antrian sepanjang hari dan berbulan-bulan,” ujar Kepala Cabang Auto 2000, Wahyudi Romadhon.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi II DPRD Bontang, Nursalam, mengatakan seharusnya instansi terkait tanggap melihat situasi ini. “Perlu tindakan yang tegas dari aparat terkait. Truk fuso itu sudah mengambil separuh jalan dan menghalangi orang yang bermaksud mampir ke toko untuk berbelanja,” tegas Nursalam.

Nursalam bahkan sempat mengabadikan momen antrean truk tersebut. Ia justru heran dengan sikap aparat yang bisa tegas menilang kendaraan pribadi yang parkir sebentar hanya untuk berbelanja, tapi malah membiarkan truk besar tersebut parkir berjam-jam dan mengancam keselamatan pengendara lain.

“Mungkin sebaiknya kawasan tertib lalu lintas digeser setelah SPBU, tidak lagi dari Simpang Yabis ke SPBU. Kalau tidak akan terjadi pelanggaran setiap saat sementara kawasan tertib lalu lintas sudah ditetapkan sebagai kawasan Zero Tolerance,” ujarnya.

Pengusaha Bontang, H Kahar Kalam juga menanggapi hal ini. Menurutnya kondisi itu telah merugikan banyak toko di sepanjang jalan, yang menjadi sumber perekonomian kota. “Jelas sangat merugikan pemilik toko. Untung saja bukan toko saya yang dihalangi, kalau toko saya dihalangi saya usir semua itu truk,” kata Kahar dengan tegas.

Di Bontang, tidak hanya SPBU PKT yang kerap dipadati truk yang akan mengisi bahan bakar. Tetapi, antrean BBM juga sering terlihat memanjang di SPBU Tanjung Laut Jalan Jenderal Sudirman. Panjang antriannya bahkan bisa sampai 500 meter, sehingga mengakibatkan kemacetan.

Soal usulan nomor antrean, Kahar mengatakan, nomor antrean bukan menjadi solusi, karena truk tetap mengantre menutupi toko dan pedagang. “Sebaiknya ada pihak terkait yang bekerjasama dengan petugas SPBU untuk mendata kebutuhan BBM. Jika memungkinkan dan cukup mengisi 10 truk sesuai stok BBM, kenapa harus mengantre di badan jalan umum hingga 20 truk fuso,” tegasnya. (bdu)

16.4k Pengikut
Mengikuti