SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) resmi menjalankan program internet gratis untuk desa-desa sebagai bagian dari program unggulan GratisPol. Inisiatif ini bertujuan mendorong modernisasi layanan publik dan mempercepat digitalisasi, khususnya di kawasan Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Kaltim.
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, menjelaskan bahwa program ini menyasar 841 desa di tujuh kabupaten sebagai bagian dari kerja cepat 100 hari bersama Wakil Gubernur Seno Aji.
“Sesuai amanah dan arahan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, kita fasilitasi internet gratis, terutama di kantor desa, puskesmas, dan sekolah agar terkoneksi dengan program digitalisasi nasional,” ujar Rudy Mas’ud.
Rudy menyebut, pihaknya bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim telah melakukan pemetaan wilayah blank spot yang masih belum memiliki akses internet. Di daerah tersebut akan dibangun Base Transceiver Station (BTS) guna memastikan konektivitas tercapai secara merata.
“Kami ingin memastikan semua pelayanan publik—kantor desa, sekolah, puskesmas—terkoneksi dengan baik. Ini akan mempercepat dan mempermudah proses pelayanan kepada masyarakat,” lanjutnya.
Ia juga menekankan bahwa pembelajaran daring seperti Zoom Meeting bisa terlaksana di sekolah-sekolah desa berkat hadirnya akses internet. Menurutnya, di era digitalisasi, internet bukan lagi kemewahan, tetapi kebutuhan dasar masyarakat.
“Kami ingin seluruh desa, termasuk daerah perbatasan, dapat menikmati akses informasi dan komunikasi yang lancar. Ini penting untuk mempercepat pelayanan publik serta mendukung proses belajar-mengajar,” tegas Rudy.
Program ini diharapkan menjadi lompatan besar dalam mewujudkan pemerataan akses digital di Kalimantan Timur, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan secara signifikan. (adv/diskominfokaltim)
Penulis: Hadi Winata
Editor: Agus S