BONTANG – Anggota Komisi A DPRD Bontang melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SMP Negeri 7 Bontang, Kelurahan Tanjung Laut, Senin (10/2/2025). Sidak ini dilakukan menyusul keluhan pihak sekolah terkait akses pintu utama yang tertutup akibat pembangunan jembatan.
Anggota Komisi A DPRD Bontang, Muhammad Irfan, menilai perencanaan pembangunan jembatan tidak mempertimbangkan dampaknya bagi lingkungan sekitar, terutama bagi SMPN 7.
“Harusnya dari awal pemerintah memikirkan dampaknya, ini satu masalah selesai, tapi malah muncul masalah baru,” katanya.
Irfan mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang untuk segera mencari solusi agar aktivitas belajar mengajar tidak terganggu. Ia juga meminta percepatan penganggaran untuk mengatasi masalah ini.
“Jangan ditahan-tahan anggarannya, karena yang jadi korban para guru dan murid SMPN 7 Bontang,” ungkapnya.
Plt Kepala Sekolah SMPN 7 Bontang, Noorhayati mengatakan, pihaknya telah mengetahui rencana pembangunan jembatan tersebut. Namun, setelah pembangunan selesai, tinggi jembatan ternyata melebihi perkiraan awal. Adapun pihaknya telah bersurat untuk meminjam lahan PDAM sebagai parkiran guru.
“Kemarin, sudah dilakukan peninjauan dari Disdikbud dan PUPR,” katanya.
Setelah dilakukan peninjauan, diketahui bahwa jembatan tersebut memiliki ketinggian sekitar dua meter. Selain itu, rumah warga yang berada di samping sekolah juga terdampak, lantaran halaman rumahnya sementara digunakan sebagai area parkir.
Proyek pembangunan jembatan ini dikerjakan oleh CV Aldi Pratama dengan nilai kontrak sebesar Rp 4,9 miliar dan telah rampung pada tahun 2024 lalu.
Penulis : Syakurah
Editor: Nicha R