spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perbandingan Keris Lurus dan Luk (2)

Merujuk pada buku Ensiklopedi Keris karya Bambang Harsinuksmo disertai tambahan dari pendapat lain dan versi penulis, maka perlambang untuk keris jenis lurus dan luk adalah sebagai berikut:

  1. Keris lurus, melambangkan keteguhan hati dan kekuatan iman, sekaligus melambangkan tauhid yakni Kepercayaan terhadap Kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Contoh dhapur lurus: Betok, Brojol, Tilam, Jalak, Semar Betak, Cundrik, Cengkrong, Kalamisani, Kala Nadah, Kala Dete, Mahesa Kantong.
  2. Keris luk 3, melambangkan permohonan kepada Tuhan agar cita-cita baik yang menyangkut keduniawian dan kerohanian dapat tercapai dan segala rintangan dapat diatasi dengan mudah. Dari beberapa literatur, keris luk tiga memiliki makna agar keinginan manusia dapat dijangkung (dipenuhi) oleh Tuhan YME. Contoh dhapur keris luk tiga: Jangkung, Mahesa Nempuh, Mahesa Soka, Segara Winotan, Campur Bawur, Bango Dolog, Lar Monga, Tebu Sauyun.
  3. Keris luk 5, melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris memiliki sifat-sifat seperti Pandawa Lima. Yudhistira yang tekun beribadah dan jujur, Bima yang setia dan perkasa, Arjuna yang lemah lembut dan sakti, Nakula yang pandai berdagang/berwirausaha, Sadewa yang pandai beternak/berolah pertanian dan dapat memberikan saran/masukan. Contoh dhapur luk lima: Pandawa, Pulanggeni, Anoman, Urap-urap, Bakung, Rara Siduwa, Sinarasah.
  4. Keris luk 7, melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris memiliki wibawa, perintahnya ditaati orang, dan perkataannya dituruti orang. Tujuh di Jawa disebut Pitu, diharapkan pemilik keris senantiasa mendapat pitulungan (pertolongan) dari siapapun. Contoh dhapur luk tujuh: Carubuk, Sempana, Murma Malela, Jaran Guyang, Megantara, Carita.
  5. Keris luk 9, melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris memiliki wibawa dan charisma, sehingga mampu menjadi pemimpin yang baik. Secara filosofi bilangan, angka Sembilan merupakan angka yang besar dari hitungan 0 s/d 9, sehingga pemilik keris dapat mencapai kebesarannya. Contoh dhapur luk Sembilan: Sempana, Kidang Soka, Carang Soka, Kidang Mas, Panji Sekar, Panimbal, Paniwen.
  6. Keris luk 11, melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris memiliki ikatan yang kuat dalam usaha meraih kedudukan, meraih ilmu pengetahuan, meraih kemapanan ekonomi. Contoh dhapur luk sebelas: Sempana, Bandhotan, Carita, Sabuk Inten, Sabuk Sela, Sabuk Tali, Santan, Waluring.
  7. Keris luk 13, melambangkan permohonan kepada Tuhan agar pemilik keris memiliki stabilitas dalam kedudukannya sebagai seorang pejabat di posisi tertentu. Dengan kata lain, keris luk tiga belas ini semakin memantapkan kedudukan yang sedang diemban oleh seseorang. Contoh dhapur luk tiga belas: Buto Ijo, Joan Mangan Kala, Kantar, Karacan, Karawelang, Panji Paniwen, Parungsari, Sengkelat

Jumlah terbanyak luk adalah 13, sehingga keris yang jumlah luknya diatas 13 masuk kategori kalawija atau keris yang tidak lazim. Istilah Kalawija bersumber dari Surakarta kemudian dipergunakan sebagai acuan di seluruh masyarakat pelestari keris. Dalam diskusi di rumah Bli Wayan Santika di Bontang disampaikan bahwa Keris dengan luk lebih dari 13 dibuat khusus untuk mereka yang memiliki keahlian dibidang seni sastra, seni tari, seni karawitan, seni tatah dan sungging, serta seni suara. Ada pula yang mengatakan bahwa keris luk banyak, adalah keris yang dibuat untuk tujuan spiritual tertentu.

Kita mulai dari keris luk 15, menurut inventarisir data terdapat 6 jenis dhapur yaitu Sedhet, Bima Krodha, Carang Buntala, Kebo Nabrang, Rangga Pasung, dan Rangga Wilah. Kemudian keris luk 17, terdapat 4 jenis dhapur yaitu Carita Kalenthang, Bima Rangsang, Cancingan dan Ngamper Buntala. Keris luk 19 hanya ada satu yaitu Tri Murdha. Keris luk 21 ada 3 yaitu Indrajit, Kala Tinantang, Tri Sirah. Keris luk 23 hanya Kala Bendhu, luk 25 hanya Rangga Wirun, luk 27 hanya Rangga Wulung dan luk 29 hanya Kala Lunga.

Kembali penulis ulang lagi apa yang disebut Dhapur, dalam bahasa sederhana adalah istilah untuk menentukan prototype sebilah keris. Apabila kita analogikan sebuah kendaraan roda empat, maka dhapur itu sama dengan model kendaraan misalnya buatan Mitsubishi ada Pajero, Delica, Triton, Oulander, Expander, Mitsubishi, Mirage atau L-300. Sedangkan pengelompokan luk dapat dianalogikan sebagai jenis kendaraan misalnya Convertible, Pick Up, Van/Minibus, Off Roader, SUV, dan MPV. Apabila kita menyebut jenis MPV (Multi Purpose Vehicle), maka termasuk didalamnya Hyudai Trajet, Honda Freed, Expander, Innova, Sigra, Ertiga.

Dengan demikian kalau kita menyebut Keris Luk 3, bisa berdhapur Jangkung, Mahesa Nempuh, Mahesa Soka, Segara Winotan, Campur Bawur, Bango Dolog, Lar Monga, Tebu Sauyun. Kalau kita menyebut Keris Luk 5, bisa berdhapur Pandawa, Pulanggeni, Anoman, Urap-urap, Bakung, Rara Siduwa, Sinarasah. Kalau kita menyebut Keris Luk 7, bisa berdhapur Carubuk, Sempana, Murma Malela, Jaran Guyang, Megantara, Carita dan seterusnya.

Penulis bukan bermaksud jualan mobil, akan tetapi analogi diatas adalah demi memudahkan penangkapan saat dilakukan sosialisasi tentang model Keris, agar tidak membingungkan. Sehingga apabila ada pihak-pihak yang mencoba mengelabui dengan mengambil keuntungan saat menawarkan keris, abaikan saja. Ini keris luk 15 dengan proses pembuatan yang lebih rumit, sehingga nilai maharnya menjadi lebih mahal, jangan lekas percaya.

Aturan luk selalu ganjil, karena secara filosofi apabila genap maka sudah selesai. Isoterinya bagus mana antara lurus dan luk? Semua sudah penulis jelaskan dengan tuntas, selanjutnya silahkan di intepretasikans sendiri kira-kira cocok dengan keris lurus atau luk. Kalaupun suka dengan keris luk kira-kira cocok dengan keris luk berapa, semua berpulang sesuai kebutuhan masing-masing.

Dari uraian diatas, semoga dapat memberikan pencerahan kepada teman-teman pemerhati keris, bahwa jumlah luk tidak mempengaruhi nilai sebilah keris. Juga jumlah luk tidak menentukan bagus tidaknya sebilah keris, karena bagus atau tidaknya sebilah keris sudah pasti dipengaruhi oleh kualitas penggarapannya, kualitas perawatannya, dan sekarang ditambah pula dengan keindahan aksesorisnya (bersambung)

Ditulis oleh: Begawan Ciptaning Mintaraga
Bidang Edukasi Senapati Nusantara (Anggota Dewan Pembina Panji Beber Kota Bontang)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img