spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Perawatan Bilah Tosan Aji (3)

III. Perawatan Praktis Tosan Aji

Kanjeng Haryono Haryoguritno dalam buku Keris Jawa antara Mistik dan Nalar telah menjelaskan dengan detil bahwa perlakuan terhadap keris erat kaitannya dengan etiket dalam masyarakat, daerah dan situasi di tempat keris tersebut berada. Perbedaan tradisi di suatu masyarakat, perbedaan masa (waktu), tingkat strata social, kemampuan intelektuan, sikap mental dan keadaan finansial akan mempengaruhi budaya di daerah tersebut.

Di keraton baik Surakarta, Pakualaman, Mangkunegaran maupun Ngayogyokarta Hadiningrat setiap 1 Sura diadakan tradisi Jamasan Pusaka. Tradisi Jamasan Pusaka sendiri maknanya adalah bersih-bersih baik manusia maupun pusakanya. Rawuh Edi Priyono dari Universita Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengatakan bahwa jamasan memiliki makna yang dalam “Selain membersihkan secara fisik, prosesi jamasan sebenarnya bertujuan membersihkan diri secara batin. Karena manusia harus instropeksi setidaknya setahun sekali di awal tahun baru Jawa”

Tahapan Upacara Jamasan antara lain: Pengambilan Pusaka yang disimpan di lemari atau gedong pusaka, Arak-arakan dari gedong pusaka menuju ke lokasi Upacara Jamasan, Tahap Memandikan baik secara fisik dan batin, Terakhir adalah Semadi untuk memohon perlindungan dari Gusti Kang Murbeng Dumadi agar keris atau pusaka yang telah dibersihkan dapat membawa manfaat bagi manusia.

Tahap Memandikan inilah yang menimbulkan kontroversi dari pelestari tosan aji. Pertama, yang berpendapat bahwa setiap Upacara Jamasan pusaka direndam di air kembang. Kedua, yang berpendapat bahwa setiap Upacara Jamasan pusaka harus di rendam di air jeruk. Ketika, yang berpendapat bahwa setiap Upacara Jamasan pusaka harus di rendam di air kelapa. Keempat, yang berpendapat bahwa setiap Upacara Jamasan cukup diminyaki saja, kecuali untuk bilah yang kotor dan karatan yang harus di rendam dengan air jeruk atau air kelapa lalu di warangi agar pamornya muncul Kembali.

BACA JUGA :  Nongkrong di Pinggir Jalan, Masdar Kedapatan Bawa 0,065 Gram Sabu

Dari hasil diskusi dengan para pelestari tosan aji senior, rata-rata berpegang pada pendapat Keempat. Namun masyarakat umum, terlanjur meniru apa yang dilakukan di keraton diterapkan di lokasi masing-masing dengan prosesi kayak di Keraton, ini yang sebenarnya “Salah Kaprah”. Koleksi Pusaka di Keraton itu bukan puluhan tapi ratusan. Sedangkan yang terawat mungkin saja hanya sekian persen, sedangkan yang tidak terawat lumayan banyak jumlahnya. Terhadap yang jumlahnya banyak dan mengalami kerusakan akibat karatan inilah yang tindakannya harus di warangi.

Bahan baku keris sudah dijelaskan diatas yaitu besi, baja dan bahan pamor yang rentan apabila terkena air. Dapat dibayangkan seandainya keris yang sudah terawat kemudian akibat salah kaprah dimasukkan dalam air kembang, maka keris yang sudah terawat tadi akan menjadi karatan akibat zat-zat tertentu dari bunga tersebut.

Pekerjaan mewarangi tosan aji memiliki tiga tujuan, yaitu:

  1. Tujuan Teknis, yaitu menghilangkan karat dari seluruh permukaan bilah keris, lalu memunculkan warna hitam/gelap untuk bahan yang terbuat dari besi dan baja, namun memunculkan warna putih/terang untuk pamor yang berasal dari bahan meteor, nikel atau bahan pamor lainnya.
  2. Tujuan Estetis, yaitu dengan munculnya pamor yang lebih terang dan cemerlang setelah diwarangi, maka akan menambah guwaya (di Bali disebut taksu). Letak keindahan keris bisa dilihat dari bentuk garapannya, kerapian ricikannya, dan keindahan pamornya.
  3. Tujuan Tradisional, yaitu konsep yang diyakini secara turun temurun bahwa setiap tanggal 1 Sura wajib melakukan Jamasan. Mereka percaya apabila dilakukan Jamasan, maka akan terjaga keampuhannya. Ketenteraman batinnya akan terusik apabila tidak melakukan ritual jamasan tersebut.
BACA JUGA :  Bingung Level PPKM Balikpapan, Dirapat Disebut Turun Level 3, Diumumkan Tetap Level 4 

Dari uraian diatas, Upacara Jamasan merupakan upaya positif demi penghormatan dan ketentraman batin, namun disisi “Teknis” justru akan merusak bilah keris secara berlahan. Hal ini disebabkan oleh larutan warangan yang korosif terhadap besi dan baja pada sebilah keris. Meskipun tingkat penggerogotan pada wilah ini kecil, namun apabila dilakukan setiap tahun maka akibatnya bilah keris akan makin mengecil sehingga lama-lama akan habis.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyadarkan kembali kepada Pelestari Tosan Aji dimanapun berada. Silahkan apabila akan menyelenggarakan Upacara Jamasan, namun tidak harus semua keris harus masukkan ke air kembang, ke air jeruk atau air kepala apalagi di warangi. Untuk bilah-bilah yang masih terawat dengan baik, cukup diminyakin dengan minyak keris dan ditata dilokasi Jamasan guna ditunjukkan kepada khayalak dan dimintakan doa kepada Tuhan YME agar keris-keris tersebut membawa manfaat bagi manusia.

Hal yang penting dalam perawatan keris adalah metode penyimpanannya, yaitu:

  1. Jangan biarkan keris dalam kondisi wilahan saja sebab diibaratkan manusia seakan masih telanjang, agar dapat tahan lama kualitas wilahnya maka perlu diberikan sandangan (baju) berupa warangka.
  2. Setelah mendapat sandangan berupa warangka, maka berikutnya dalah dimasukkan dalam singep (kantung keris) yang biasanya terbuat dari kain batik, kain bludru atau kain lainnya yang gunanya untuk memuliakan keris tersebut.
  3. Penyimpanan yang baik untuk satuan dapat dimasukkan dalam kotak atau kendhaga, atau ditempatkan di blawong atau di tata di jagrag keris apabila dalam jumlah banyak.
BACA JUGA :  PT PHM Kunjungan Kerja ke DLH Kaltim

Tata pergaulan di komunitas Pelestari Keris, haram hukumnya memegang bilah keris karena bilah keris tersebut akan terkena keringat, atau terkena zat lain yang berdampak tidak baik untuk bilah keris tersebut. Dilihat boleh dipegang jangan, artinya monggo untuk menikmati keindahan Garapan Mpu Pengrajin Keris, namun jangan memegang bilahnya. Semoga tulisan singkat perihal Perawatan Tosan Aji ini dapat memberikan manfaat bagi Pelestari Tosan aji dimanapun berada. Salam Budaya. (Habis)

Ditulis oleh: Begawan Ciptaning Mintaraga
Bidang Edukasi Senapati Nusantara
(Anggota Dewan Pembina Panji Beber Kota Bontang)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
Html code here! Replace this with any non empty raw html code and that's it.