spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pembatalan Penutupan hingga Cekcok yang Terjadi di Usia 35 Tahun Jembatan Sambaliung

Catatan: Andhika Dezwan, Tanjung Redeb

JEMBATAN Sambaliung kini telah berusia 35 tahun, diusianya yang menua, perbaikan total menjadi satu tindakan yang mutlak. Kini perbaikan tengah  dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR-PERA).

PADA Tahun 2022 lalu, masyarakat Kabupaten Berau diberi kejutan. Yakni rencana perbaikan Jembatan Sambaliung. Yang mengejutkan bukan soal perbaikannya. Itu soal lain. Membahagiakan lebih tepatnya.

Kejutan sebenarnya yakni dalam proses perbaikan adalah penutupan total akses jembatan.  Mereka khawatir, mengganggu aktivitas sehari-hari. Wajar saja, sebab jembatan yang berusia 35 tahun itu merupakan penghubung satu-satunya antara Tanjung Redeb dengan Sambaliung dan wilayah pesisir selatan.

Kita tahu, Jembatan Sambaliung dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama pada tahun 1982-1983, tahap kedua sekitar tahun 1985-1986 dan tahap terakhir pada tahun 1990.

Pada tahap penyelesaian jembatan tersebut, nakhoda Bumi Batiwakkal adalah Drs. H. M. Armyns yang menjabat pada periode 1980-1990. Dirinya merupakan Bupati ke lima setelah masa pimpinan Drs. H. Masdar John, B.A.

Semenjak Jembatan Sambaliung berdiri, masyarakat di sana sangat dimanjakan dengan adanya fasilitas itu. Terutama dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Warga tak lagi menggunakan transportasi air dan tak harus berjuang melawan derasnya arus Sungai Kelay untuk menuju ibu kota Kabupaten Berau, Tanjung Redeb.

Saat ini, Jembatan Sambaliung merupakan urat nadi roda perekonomian. Terkhusus kepada enam kecamatan, yakni Sambaliung, Tabalar, Biatan, Talisayan, Batu Putih dan Bidukbiduk. Jalur penghubung satu-satunya itu pun menjadi saksi perputaran uang. Terlebih banyaknya kendaraan industri yang hilir-mudik.

Pengerjaan lantai Jembatan Sambaliung (Dok Pribadi Andi Virawaty)

Tapi diusianya yang semakin renta, justru membuat banyak pengendara yang adrenalinnya terpacu saat melintas. Apalagi saat berpapasan atau beriringan dengan kendaraan besar. Jembatan terasa bergoyang cukup keras.

Jembatan Sambaliung perlahan termakan usia. Lantainya mulai keropos. Ringkih oleh usia dan beban yang setiap hari dalam 35 tahun dipikulnya. Rupa aspalnya pun semakin tak karuan. Bahkan, lubang-lubang menganga lebar di atasnya. Pengendara yang lalu-lalang juga mengeluhkan hal tersebut.

Pada akhirnya, tahun 2022 lalu muncul kabar mengenai jembatan tersebut akan mendapatkan perbaikan dari Pemprov Kaltim. Anggaran yang digelontorkan juga tak sedikit, yakni Rp 26 miliar. Masyarakat Sambaliung tentu gembira mendengar angin segar itu.

Tak terasa, memasuki tahun 2023 banyak masyarakat menanyakan kabar pasti penutupan Jembatan Sambaliung untuk perbaikan. Mereka mengaku merasa dipermainkan dengan pembatalan yang beberapa kali terjadi.

Petugas pengerjaan Jembatan Sambaliung tahun 1990 (Dok Pribadi Andi Virawaty)

Pada akhirnya, Dinas PUPR-PERA Pemprov Kaltim melayangkan surat bernomor 603/101/PPKom-BM/KONT/JBT.SMBLG.1/III/2023 tanggal 24 Maret 2023 dan memperhatikan Surat Dinas nomor 632/793/BM KASI JLN tanggal 23 Februari 2023.

Kamis, 1 Juni 2023, bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. Jembatan Kelay I itu akan benar-benar ditutup. Di bawah teriknya sinar matahari, terlihat kapal tambangan pengangkut kendaraan roda dua sudah siap di jetty Dermaga Sanggam. Selain itu, LCT untuk kendaraan roda empat juga terpantau siap melayani pelayaran Singkuang-Limunjan.

Sekitar pukul 21.00 Wita, di hari yang sama, petugas mulai memadati Jembatan Sambaliung. Mereka memberi toleransi hingga pukul 00.00 Wita. Namun, di tengah dinginnya malam, sekitar pukul 23.40 Wita, jembatan tersebut batal ditutup. Karena mendapat penolakan dari kelompok pemuda dan salah seorang anggota DPRD.

Kondisi Jembatan Sambaliung saat ini (Andhika Dezwan/MedKal)

Meskipun malam semakin dingin, tetapi berbanding terbalik dengan kondisi suasana kala itu. Suasana di lajur masuk Jembatan Sambaliung semakin panas. Adu argumentasi antar pemuda dengan petugas semakin tegang. Masyarakat pun juga memadati kawasan itu. Pada akhirnya, penutupan kembali dibatalkan demi menghindari keributan.

Keesokan harinya, Jumat, 2 Juni 2023, drama penutupan Jembatan Sambaliung kembali berlanjut. Tampak dua orang pria tersulut emosi di jetty Sambaliung, sebab antrean panjang yang membuat keduanya bersenggolan.

Di sisi lain, tepatnya di kawasan Jembatan Sambaliung, segerombolan pengendara roda dua nekat menerobos. Padahal, sudah ada dua unit excavator berwarna Hijau dan Oranye yang beroperasi untuk melakukan pengupasan aspal. Akibat kejadian itu, penutupan pun terpaksa ditunda.

Memasuki hari ke tiga, Sabtu, 3 Juni 2023, sekitar pukul 09.00 Wita kesultanan Sambaliung mengadakan prosesi Tepung Tawar. Acara adat itu bertujuan untuk menolak bala selama perbaikan Jembatan Sambaliung berlangsung. Lebih tepatnya, untuk menghindari kejadian-kejadian yang tak diinginkan.

Namun, setelah prosesi adat itu selesai, pertikaian antara masyarakat dengan pekerja kembali terjadi. Palang penutup diterobos lagi. Mereka beralasan alternatif penyeberangan yang disediakan sangat menyulitkan. Selain itu, memakan waktu lama untuk mangantre. Walhasil, penutupan kembali dibatalkan.

Suasana pertemuan Wakil Bupati Berau, Gamalis dengan tim terpadu perbaikan Jembatan Sambaliung (ist)

Wajar saja, gejolak timbul dalam proses penutupan Jembatan Sambaliung. Sebab, menurut data tim survey, jumlah kendaraan yang melintas dalam perjamnya sekisar 2.600. Baik itu dari arah Sambaliung maupun Tanjung Redeb.

Merespons persoalan yang semakin memanas itu, Wakil Bupati Berau, Gamalis memutuskan untuk mengadakan pertemuan dengan tim terpadu di Dermaga Sanggam. Tepat di sebelah sisi kiri Jembatan Sambaliung. Pada Minggu (4/6/2023) sekira pukul 13.00 Wita.

Dirinya yang tampak terlihat mengenakan kaos putih dengan topi hitam itu didampingi oleh Asisten I Setkab Berau, Hendratno dan Asisten III Setkab Berau, Maulidiyah. Rembuk itu untuk cari solusi. Tebaran ide dan masukan dan berbagai solusi atau pendapat dilontarkan oleh masing-masing perwakilan tim terpadu.

Kesimpulan dari proses tukar pikiran pun ditemukan. Disaksikan oleh ruangan berwarna biru dengan puluhan pasang mata. Kesepakatannya adalah akan ada penambahan armada angkutan air untuk kendaraan roda dua. Hal itu dikarenakan jumlah kapal tambangan yang ada saat ini kondisinya tidak memungkinkan untuk mengantar ratusan motor dengan cepat. Banyak warga terutama kaum perempuan mengaku takut.

Selain itu, speedboat yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Perhubungan (Dishub) Berau dikerahkan untuk mengangkut penumpang secara gratis. Yang diutamakan adalah pelajar dan masyarakat dalam kondisi darurat. Untuk anak sekolah juga akan diantar ke sekolahnya masing-masing dengan bus yang telah disiapkan.

Sementara, untuk ambulance menjadi prioritas penyeberangan LCT di jetty Limunjan-Singkuang maupun sebaliknya. Sedangkan, kendaraan industri juga disiapkan alternatif penyeberangan melalui Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kampung Maluang. Namun, tidak gratis alias dipungut biaya. Untuk kendaraan yang berasal dari wilayah pesisir selatan kabupaten paling utara Kaltim ini, akan dikondisikan melalui Kampung Suaran.

Yang paling penting, demi kelancaran perbaikan Jembatan Sambaliung, disepakati bersama bahwa pada Selasa (6/6/2023) mendatang, proses penutupan akan dilakukan mulai pukul 22.00-00.00 Wita. Sampai seluruh aktivitas kendaraan benar-benar selesai. Sembari menuggu surat edaran dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau terbit. (*)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img