spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Peluang Terbuka bagi Gen Z Miliki Rumah di IKN 

BALIKPAPAN – Banyak pihak khawatir generasi milenial dan Gen Z akan kesulitan memiliki hunian akibat harga properti yang mahal. Setiap tahun, harga hunian naik paling sedikit 2 persen. Mahalnya harga properti saat ini juga didorong oleh naiknya harga material bahan bangunan.

Kekhawatiran juga diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat menjadi narasumber Webinar Road to G20 – Securitization Summit 2022 Day 1 di Jakarta, Rabu (6/6/2022).

Meski demikian, peluang milenial dan Gen Z memiliki hunian di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) masih terbuka lebar. Hal ini terungkap dalam talkshow bertema ‘Strategi Milenial dan Gen Z Miliki Hunian’ di IKN Property Expo, Kamis (26/8/2022).

Hadir dalam talkshow tersebut, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kaltim, Slamet Brotosiswoyo, Ketua REI Balikpapan, Andi Arif, dan Praktisi Perencana Keuangan, Iwa Gunawan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, penduduk usia muda dengan proporsi generasi Z sebanyak 27,47 persen. Sementara milenial sebanyak 27,45 persen dari total populasi daerah ini sebanyak 3,77 juta jiwa.

“Yang 27,47 persen (Gen Z) itu dalam beberapa tahun ke depan akan berumah tangga, yang pasti akan membutuhkan tempat tinggal. Tentunya dengan harga rumah yang lebih mahal dari saat ini,” kata Slamet.

Ia mengatakan, harga rumah akan terus mengalamai kenaikan, yang turut menyumbang inflasi. Sementara kenaikan gaji masih di bawah inflasi. Kondisi ini yang memicu kekhwatiran Gen Z, kesulitan memiliki hunian.

Meski demikian, Slamet optimistis, anak-anak muda mampu memanfaatkan sumber-sumber pendapatan yang dapat mengejar kenaikan harga rumah.

“Saat ini banyak peluang usaha dengan memanfaatkan teknologi ifnormasi, seperti menjadi influencer, YouTuber, atau ekonomi kreatif lainnya,” ujar Slamet. Apalagi, pemerintah juga membantu masyarakat berpenghasilan rendah memiliki hunian melalui kebijakan subsidi.

Slamet mengatakan, kebutuhan rumah atau backlog Kaltim masih sangat tinggi. Berdasarkan data tahun 2019, kebutuhan rumah sebanyak 9.469 unit. Hal tersebut menjadi tumbuhnya sektor properti.

Ketua Real Estate Indonesia (REI) Balikpapan, Andi Arif menilai peluang generasi milenial dan Gen Z membeli hunian di wilayah IKN terbuka lebar.

“Kalau secara usia, Gen Z ini jam generasi yang lahir tahun 1997-2012, artinya saat ini mereka berusia 10 sampai 25 tahun. Mereka masih punya peluang untuk mempersiapkan diri memiliki hunian dalam tahun-tahun mendatang,” ujarnya.

Sementara untuk milenial yang berada di rentang usia 26-42 tahun, menurut Andi Arif, ada sejumlah program yang diluncurkan pemerintah. Baik berupa subsidi, maupun kemudahan.

Andi menyebut sejumlah program bantuan pemerintah seperti program Satu Juta Rumah dari Kementerian PUPR yang menyediakan bantuan rumah layak huni serta prasarana, sarana dan utilitas umum bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Ada juga Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), yaitu skema pembiayaan KPR yang diberikan pemerintah kepada MBR bekerja sama dengan perbankan di tanah air.

Kemudian Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), berupa skema subsidi kepada masyarakat berpenghasilan rendah dalam rangka pemenuhan sebagian/ seluruh uang muka perolehan rumah.

Juga Program Kredit Kepemilikan Rumah Subsidi Selisih Bunga (KPR SSB). Yaitu kredit kepemilikan rumah yang diterbitkan Bank Pelaksana secara konvensional. Dengan adanya program KPR SSB maka masyarakat bisa mendapat pengurangan suku bunga melalui Subsidi Bunga Kredit Perumahan. Dan terakhir adalah Program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).

“Di Balikpapan, saat ini ada rumah dengan angsuran Rp 1 juta rupiah dengan uang muka yang rendah,” kata Andi Arif.

Kemampuan Gen Z memiliki hunian juga disampaikan Praktisi Perencana Keuangan, Iwa Gunawan. Menurut Iwa, Gen Z bisa mendapatkan hunian dengan merencanakan keuangan sejak dini. Gen Z, terutama yang saat ini masih kuliah, harus jeli memilah dan memilih lembaga pembiayaan.

“Selain membiasakan memulai investasi, juga penting memperhatikan tawaran lembaga pembiayaan. Pilih yang paling menguntungkan,” katanya.

Dalam hal pembiayaan hunian misalnya, penting untuk mengetahui jenis-jenis KPR yang ditawarkan. “Masih ada anggapan bahwa bunga floating lebih mahal dari bunga tetap. Padahal tidak selamanya seperti itu,” jelas Iwa.

Talkshow IKN Properti Expo yang dipandu Widya Dhamayanti diikuti klub bisnis Sekolah Tinggi Ilmu Eknomi Balikpapan (Stiepan). (rls)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti