SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang bekerjasama dengan Pusat Pelatihan dan Pengembangan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah Lembaga Administrasi Negara (Puslatbang KDOD LAN) menyelenggarakan Aktualisasi Pelatihan Revolusi Mental bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Pejabat Administrasi, dengan lokus di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Jawa Timur dan Pemkot Surabaya, selama 2 hari sejak tanggal 29 hingga 30 Mei 2023.
Kepala Puslatbang KDOD Dr. Muhammad Aswad, M,SI menyampaikan bahwa Pemilihan lokus benchmarking ini memiliki alasan kuat yaitu kemajuan yang telah dicapai oleh Pemrov Jawa Timur dan Pemkot Surabaya dalam strategi pembangunan manusia dan kebudayaan yang secara terus menerus diinternalisasi dalam sistem pemerintahan daerah. Sehingga menjadi sistemik serta mengalami pembudayaan dalam perilaku sehari-hari. Termasuk strategi mengelola isu dan permasalahan aktual dengan solusi yang taktis dan efektif.
Selanjutnya Sekretaris Daerah Kota Bontang Ir. Hj. Aji Erlynawati, MT menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakannya aktualisasi Pelatihan Revolusi Mental ini adalah untuk meningkatkan kompetensi ASN yang mampu memberikan pelayanan publik yang berkualitas, melalui kemajuan cara pandang cara berpikir dan cara bertindak yang konkret dan dapat dirasakan oleh masyarakat.
Terlebih pesertanya yang merupakan pimpinan di masing-masing perangkat daerah dan unit kerja diharapkan akan membawa manfaat besar bagi kemajuan penyelenggaraan tugas pemerintahan.
“Penyelenggaraan pelatihan seperti ini merupakan investasi sekaligus ikhtiar dalam membangun budaya kerja yang berkualitas di lingkungan ASN Kota Bontang,” bebernya.
Acara yang dibuka langsung oleh Gubernur Jawa Timur Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa, M.Si, ini dihadiri Wali Kota Bontang Basri Rase, S.IP, M.Si, Kepala Puslatbang KDOD LAN Dr. Muhammad Aswad, M.Si, Kepala BPSDM Jawa Timur Aries Agung Paewai, S.STP., M.M, serta beberapa Kepala Perangkat Daerah dan Kepala Biro di Lingkungan Pemprov Jawa Timur, bertempat di Gedung Pertmuan BPSDM Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut juga hadir dan memberikan ceramah revolusi mental Mantan Menteri BUMN Prof. Dr. (H.C.) Dahlan Iskan, yang mampu memberikan paradigma terhadap pola pikir dan bertindak seorang leader yang harus mampu memberi arahan secara jelas dan tuntas, serta mau dan mampu menjadi bagian dari roda pergerakan suatu organisasi.
Memberi informasi secara jelas, beri arahan secara jelas dan jangan pernah lagi memberi informasi dengan gambaran yang masih kabur dan bisa ditafsirkan berbeda-beda oleh orang lain.
Seorang pemimpin juga harus berani memutuskan sesuatu yang menurut perhitungannya sebagai keputusan terbaik, dan janganlah menghianati prioritas dalam tindakan yang sudah disepakati bersama.
Selanjutnya dalam arahan yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur di hadapan para peserta pelatihan Revolusi Mental ini adalah bahwa Keterampilan Enabler Leader Dibutuhkan untuk Jawab Tantangan Global.
Ia mendorong para pejabat tinggi pratama dan pejabat administrasi di lingkungan Pemerintah Kota Bontang untuk siap menjadi enable leader atau pemimpin pemungkin.
Ditegaskan Khofifah, dengan memiliki keterampilan sebagai enabler leader, maka dapat menjadi bekal di masa yang penuh dengan dinamika seperti saat ini.
“Ini bahasa yang sangat sering saya sampaikan yaitu jadilah pemimpin pemungkin. Jangan apa-apa bilang nggak mungkin, apa-apa bilang nggak mungkin maka yang harus dibangun adalah ana indadhonni ‘abdibi, bahwa Allah itu akan memberikan sesuai dengan prasangka hambanya,” tegas Gubernur Khofifah.
Aktualisasi Revolusi Mental sendiri dimaknai sebagai upaya penerapan nilai-nilai revolusi mental dalam kehidupan nyata yang dimaksudkan untuk mengubah perilaku pribadi dan kepemimpinan menjadi lebih baik.
Gubernur Khofifah menjelaskan, menjadi seorang pemimpin pemungkin adalah kecakapan yang dimiliki seorang pemimpin dimana ia mampu memungkinkan hal-hal yang tidak atau belum mungkin untuk menjadi yang expert ahli. Artinya mampu menjadi bagian dari solusi bukan menjadi bagian dari persoalan.
“Jadi pada dasarnya hukum dasarnya adalah possible bukan impossible ” ucapnya.
Lebih lanjut Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa penting untuk membangun semangat kepada setiap pemimpin bahwa bekal dari enabler leader adalah prasangka baik, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Karena Gubernur Khofifah menyebut bahwa possible thinking telah diajarkan oleh Hadits Qudsi yang diterima Nabi Muhammad langsung dari Allah SWT.
“Kata Allah, Aku akan memberikan apa yang dipersangkakan hambaku, maka jangan berprasangka tidak baik, jangan berprasangka gagal, karena negative thinking seperti ini berarti sudah mendahului ikhtiar,” lanjutnya.
Ia menuturkan bahwa menjadi seorang pimpinan harus mampu melihat berbagai kemungkinan sekecil apapun untuk menjadi hal yang memungkinkan untuk dimaksimalkan. Caranya, lanjut Gubernur Khofifah adalah dengan selalu mengedepankan sikap open minded.
“Dengan open minded kita akan terbuka dengan segala masukan, saran, atau bahkan kritik yang ditujukan kepada kita, kalau kita close of mind artinya kita sudah menjaga jarak sebelum proses mediasi, negosiasi, mungkin rekonsiliasi, atau mungkin berbagai hal yang dilakukan jikalau ada perbedaan-perbedaan pendapat,” ungkapnya.
Orang nomor satu di Jatim ini menegaskan ketika telah terbangun karakter open minded maka kesamaan pemahaman kemudian akan terwujud. Jika hal itu telah terwujud, lanjut Gubernur Khofifah, maka kemudahan-kemudahan akan timbul yang bisa muncul akibat sinergi dan kolaborasi yang diupayakan.
“Jadikan pedoman bahwa Allah akan membuka kemudahan-kemudahan itu, Allah akan memberikan kemudahan dan tidak memberikan kesulitan. Bukankah itu yang sering kita baca? Fainnama’al usri yusro, innama’al Usri Yusro, mungkin awal agak sedikit berat, sedikit repot, tapi pastikan ini Quran ya yang menyebutkan bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan, harus dipegang itu,” bebernya.
Kemudian, Mantan Kepala BKKBN RI ini mengatakan bahwa hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengenal potensi diri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Al Ghazali bahwa tipikal seseorang itu terbagi menjadi empat.
Yaitu seseorang yang tidak sadar kalau dirinya tidak kompeten, orang yang sadar kalau dirinya tidak kompeten, kemudian seseorang yang sadar kalau dirinya kompeten dan orang yang tidak sadar kalau dirinya kompeten.
“Inilah yang mendorong perlu dieksplor dia tidak tahu kalau dia punya kemampuan, kadang kemudian ketika ketemu ekosistem tertentu baru kemudian menyadari ternyata saya bisa, inilah pentingnya forum-forum seperti ini,” katanya.
Oleh sebab itu di akhir, ia menegaskan bahwa dengan mengindentifikasi potensi dan kelemahan adalah hal yang penting dilakukan. Menurutnya dengan memahami hal tersebut maka seorang pemimpin akan mampu mana saja yang harus mendapatkan penguatan lebih.
“Memang ini kita underline bersama, bahwa kekuatan rantai bukan ditentukan oleh mata rantai terkuat, tetapi dari mata rantai yang terlemah, jadi hasil identifikasi yang lemah ini kita kuatkan, yang kuat ini tinggal memimpin, maka kekuatan rantai ditentukan oleh mata rantai yang paling lemah,” sebutnya.
Sementara itu, Walikota Bontang Basri Rase menyampaikan bahwa BPSDM Jatim menjadi pilihan Pemerintah Kota Bontang melakukan Aktualisasi Pelatihan Revolusi Mental bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Jabatan Administrasi adalah karena BPSDM Jatim ini telah banyak mendapatkan prestasi terlebih setelah kepemimpinan Gubernur Khofifah.
“Ibu sungguh luar biasa begitu banyak penghargaan begitu banyak Inovasi dan begitu banyak penghargaan lain yang telah Ibu dapatkan, baik penghargaan dari Indonesia maupun dari luar negeri, tentu ini juga menjadi keinginan bersama dan semangat bagi pemerintah Kota Bontang untuk terus berbenah, apalagi Kota Bontang juga salah satu daerah penyangga ibukota negara,” pungkas Basri Rase. (adv)