TENGGARONG – Berakhir sudah pelarian Pujiono, pelaku pembakaran rumah dan istrinya sendiri di Desa Rapak Lambur, Kecamatan Tenggarong. Yang terjadi pada Rabu (12/7/2023), pukul 14.00 WITA kemarin. Pelaku ditangkap, saat sedang memperbaiki motor di salah satu bengkel yang berada di Jalan Gunung Gandek, Tenggarong.
Pelaku berhasil diamankan pada Kamis (13/7/2023) sekitar pukul 18.00 WITA atau menjelang waktu Maghrib.
Kapolsek Tenggarong, AKP Purwo Asmadi, menjelaskan bahwa pelaku sempat berpindah-pindah, pasca melarikan diri. Di mana sempat lari menuju Kelurahan Loa Tebu. Setelahnya menumpang kendaraan salah satu pengguna jalan, dan berhenti di Terminal Jonggon Pasar Tangga Arung.
Dari pengakuan sementara pelaku, dirinya sempat tidur di areal terminal. Sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli sepeda motor bekas di salah satu showroom motor. Dugaan sementara, motor bekas yang dibeli pelaku, akan digunakan untuk melarikan diri lebih jauh.
“(Kabur) ke terminal, sempat tidur disitu. Pelaku ditangkap di bengkel, saat memperbaiki motornya itu, mau kabur lagi sepertinya,” ungkap Purwo, Kamis (13/7/2023).
Saat diciduk pun, pelaku tidak bisa berkutik lagi. Hingga akhirnya diangkut untuk ditahan dan menjalani proses pemeriksaan di Polsek Tenggarong. “Untuk sementara yang jelas melengkapi berkas pemeriksaan, dan akan memeriksa pelaku,” tutup Purwo.
Diketahui, pelaku dan korban (istrinya) terlibat cekcok. Lantaran keinginan pelaku yang ingin menjual rumah mereka, namun korban enggan mengiyakan. Hingga akhirnya membuat pelaku marah dan sempat mengancam akan membakar rumah tersebut.
Namun rupanya gertakan tersebut bukan isapan jempol belaka. Pelaku yang berada di rumah, sudah menyiram seluruh bagian rumah dengan bensin. Dan saat korban pulang bersama anaknya, pelaku tega menyiram korban dengan bensin, lalu mengunci korban di dalam rumah yang sudah disulut pelaku dengan korek api.
Beruntung korban dan anaknya bisa diselamatkan dengan cepat. Meski korban mengalami luka bakar hingga 90 persen. Sementara kondisi anak mereka yang mengalami trauma berat. (afi)