spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

PDI-P Teratas PAN-PPP di Ambang Batas, Hasil Survey Elektabilitas Litbang Kompas

SAMARINDA– Litbang Kompas telah merilis survei elektabilitas partai politik. Survei ini diikuti oleh 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi. Dengan metode ini tingkat kepercayaan diklaim mencapai 95 persen, sementara margin of error sekitar 2,8% dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.

Survei yang dilaksanakan  26 Mei-4 Juni 2022 ini, menempatkan PDI-P sebagai partai dengan elektabilitas tertinggi atau 22,8%. Adapun Partai Gerindra menempati posisi kedua dengan 12,5%, diikuti Partai Demokrat 11,6% dan Partai Golkar 10,3%.

Peringkat papan tengah dan bawah, terdapat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masing-masing elektabalilitasnya 5,4%, diikuti Partai Nasdem dengan 4,1%.

Kemudian, elektabilitas dua partai yang juga duduk di parlemen namun di bawah ambang batas parlemen 4%, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 3,6% dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dengan 2%.

Terkait elektabilitas partai-partai non-parlemen pada survei ini juga belum menembus ambang batas parlemen. Tercatat, elektabilitas Partai Perindo sebesar 3,3%, diikuti Partai Hanura (1%), PSI (0,7%), PBB (0,4%), Partai Garuda (0,2%), dan Partai Berkarya (0,1%).

Sebanyak 0,6% responden mengaku memilih partai lainnya dan 16% responden tidak menjawab saat ditanya partai apa yang mereka pilih. Jumlah responden yang tidak menjawab itu cenderung turun dibandingkan survei pada Januari 2022 yang sebanyak 17,6% responden.

Ketua DPW PKB Kaltim Syafruddin, menyatakan PKB di Kaltim tak ingin menjadikan survei tersebut sebagai acuan. Ia  menganggap koalisi PKB dengan Gerindra tak akan mempengaruhi elektabilitas secara langsung.

“Semua baru penjajakan (koalisi Gerindra-PKB). Pilpres masih jauh, sekarang saatnya kerja. Yang bisa menaikan elektabilitas partai itu adalah kerja,” terangnya, Selasa (21/6/2022).

Sementara Partai Demokrat yang mampu merangsek ke partai papan atas, dikatakan Wasekjen Demokrat Irwan merupakan pengaruh program Gerakan Nasional Partai Demokrat (GNPD) di bawah komanda AHY.  Program ini disebutnya mampu menaikan elektabilitas partai dan figus AHY secara paralel.

“Hal ini akan terus kami lakukan sebagai bagian dari semangat berkoalisi dengan rakyat. Kami menyasar pemilih milenial, pemilih rasional, dan mengedepankan isu-isu kesejahteraan,” terang Irwan.

Selanjutnya Irwan menyampaikan bahwa Partai Demokrat sebagai partai nasionalis religius akan menjadi wadah bagi masyarakat dan akan terus memberikan pandangan kritis terhadap isu-isu publik.

“Yang terpenting mas AHY selalu bela rakyat melalui pandangan- pandangan kritis terhadap isu publik seperti JHT, konflik

Wadas, kelangkaan minyak goreng, pembelaan buruh, menolak omnibus law, penghapusan honorer juga penundaan pemilu serta pandangan kritis lain,” tandasnya.

Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi salah satu partai yang elektabilitasnya di bawah ambang batas 4%. Sebagaimana yang disampaikan Ketua DPW PAN Kaltim survei  ini merupakan hal yang biasa saja untuk partai PAN. Dirinya pun menegaskan bahwa PAN Kaltim fokus untuk persiapan verifikasi parpol

“Oh, biasa PAN memang begitu 5 tahun yang lalu 1,9 persen survei. Tapi pemilu PAN dapat 6,8 persen (Hasil Pileg 2019). Kita fokus untuk verifikasi saja,” terangnya.

Iya optimistis elektabilitas partainya akan terus meningkat. Beberapa hal seperti terpilihnya Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan RI, dan poros Golkar-PAN- PKB sedikit banyak akan mempengaruhi elektabilitas partainya.

“Kami kerja saja, turun ke masyarakat, ke basis-basis. InsyaAllah akan naik terus (elektabilitas),” pungkas Wakil Ketua DPRD Kaltim tersebut.(eky)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img