SANGATTA – Kelangkaan minyak goreng dalam sepekan ini yang menyebabkan harga melonjak tinggi di Sangatta, menjadi salah satu topik pembahasan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan yang dilaksanakan, di Balai Pertemuan Umum (BPU), Kecamatan Sangatta Utara.
Sebagaimana diketahui, kelangkaan minyak goreng tak hanya terjadi di Kutim, tetapi di Indonesia. Akibatnya, saat membeli minyak goreng sering terjadi antrean warga termasuk di Sangatta.
Hal ini menjadi perhatian Kepala Desa Sangatta Utara Mulyanti, yang khawatir munculnya klaster baru Covid-19 akibat adanya kerumunan.
Di hadapan Bupati Ardiansyah Sulaiman dan Wakil Bupati Kasmidi Bulang serta Ketua DPRD Joni dan anggota DPRD Kutim, Mulyanti meminta langkah konkret pemkab dalam menangani masalah ini. Sebab, minyak goreng menjadi bahan pokok yang sangat diperlukan masyarakat.
“Kemarin masyarakat membeli minyak di toko sekitar jalan Sulawesi, menimbulkan antrean yang sangat panjang. Takutnya malah menimbulkan klaster baru Covid-19,” ungkap Mulyanti.
Menjawab pertanyaan tersebut, Bupati Kutim Ardiansyah mengatakan, saat ini pihaknya mengusahakan pabrik minyak goreng memiliki pabrik turunan CPO agar harga minyak goreng bisa dijangkau masyarakat.
“Kutim punya banyak kebun sawit tapi belum satupun perusahaan membangunan (pabrik) turunannya, ini yang sedang kita usahakan,” jelas Ardiansyah.
Dia menambahkan, sudah ada tiga perusahaan yang ingin beroperasi di KIPI Maloy, hanya aturan mainnnya yang masih dibenahi terkait dengan Badan Pengelola KIPI Maloy. Selain itu, ada dukungan dari PT Sinar Mas pemilik kebun sawit yang ada di Kecamatan Muara Wahau, untuk mendistribusikan minyak goreng Filma.
Sementara, Wabup Kasmidi Bulang mengatakan, kelangkaan minyak menjadi persoalan penting. Dikatakan, Pemkab Kutim akan melakukan kerjasama dengan Toko Pulau Mas untuk menyalurkan minyak goreng sebanyak 9.000 liter dengan harga normal Rp 14.000/liter, sehingga semua dibawah kendali pemerintah.
“InsyaAllah, sabtu depan akan kita laksanakan. Terkait tempatnya kita koordinasikan, yang pasti tidak di pinggir jalan,” ungkap Kasmidi.
Dirinya menambahkan, minyak goreng sengaja tidak disalurkan ke toko-toko kecil, karena justru berpotensi ditimbun. “Saat ini kita lagi memikirkan bagaimana caranya agar penyaluran lebih efektif,” sebutnya.
Selain itu, Kasmidi menambahkan pihaknya akan berkomunikasi dengan PT Sinar Mas untuk menambah kuota untuk Kalimantan Timur (Kaltim) sehingga kuota Kutim juga akan bertambah. (ref)





