spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mengulur Naga, Puncak Sakral Pesta Erau di Kukar

TENGGARONG – Pesta Erau Adat Pelas Benua mencapai puncaknya dengan digelarnya prosesi sakral Mengulur Naga yang berlangsung khidmat, Minggu (29/9).

Sepasang Naga Laki dan Naga Bini diarak dari Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, yang kini dikenal sebagai Museum Mulawarman, menuju Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, menggunakan kapal.

Dua replika naga sepanjang 17 meter tersebut terbuat dari kayu dan rotan, dengan kepala dan leher setinggi 1,5 meter. Kepala naga diukir dengan detail megah, lengkap dengan mahkota, sementara tubuhnya dihias kain berwarna-warni yang melambangkan sisik naga.

Prosesi Mengulur Naga ini merupakan bagian sakral dari Pesta Erau, sebuah tradisi yang juga mencakup upacara Tijak Tanah dan mandi di tepian sungai. Perjalanan naga melalui Sungai Mahakam melambangkan hubungan spiritual masyarakat Kutai dengan alam.

Sebelum mencapai Desa Kutai Lama, kapal singgah di Tepian Aji, Samarinda Seberang, untuk melakukan ritual tambahan.

Setibanya di Jahitan Layar, Kutai Lama, kapal berputar tujuh kali sebelum naga tiba di dermaga. Pada saat itu, kepala dan ekor naga dipisahkan dari tubuhnya.

Tubuh naga kemudian dihanyutkan ke Sungai Mahakam sebagai simbol kemakmuran, sementara kepala dan ekor dibawa kembali ke Keraton Kesultanan.

“Setelah sampai di Kutai Lama, tubuh kedua naga akan dilarung di Sungai Mahakam, sedangkan kepala dan ekornya akan disemayamkan kembali di Kedaton Kesultanan,” ujar Paneran Noto Negoro Heriansyah, mewakili Sultan Aji Muhammad Arifin, pada Minggu (29/9/2024).

Prosesi ini bukan hanya mempererat hubungan masyarakat, tetapi juga menjadi upaya pelestarian warisan budaya yang tak ternilai.


Suasana pelaksanaan ritual Mengulur Naga (Ady/Radarkukar)

Pesta Erau mengingatkan akan kekayaan sejarah dan tradisi yang membentuk identitas masyarakat Kutai Kartanegara.

Lebih jauh, Heriansyah menambahkan bahwa ritual ini tidak sekadar tradisi yang dipelihara, melainkan juga pengingat sejarah tentang peralihan dari kerajaan Hindu menjadi kerajaan Islam di Kutai.

Prosesi Ngulur Naga terkait erat dengan legenda Raja Aji Batara Agung dan Putri Karang Melenu, yang diyakini sebagai leluhur pertama Kesultanan Kutai.

“Tradisi ini mengenang bagaimana ritual ini dulu dilakukan di hulu, yang sekarang dikenal sebagai Kutai Lama. Ini adalah warisan turun-temurun,” tutupnya.

Penulis: Ady Wahyudi
Editor: Agus S

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti