spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mengulik Keunikan Musik Tingkilan di Desa Tepian Langsat

BENGALON – Suku Kutai atau Urang Kutai adalah suku asli yang mendiami wilayah Kalimantan Timur. Dalam bidang kesenian secara umum masyarakat Kutai  sebagian besar menggemari musik yang bercorak atau berbau Islam, salah satunya ialah musik Tingkilan.

Tingkilan merupakan jenis musik Gambus yang menggunakan instrumen yang kebanyakan dipergunakan oleh suku Melayu lain seperti yang ada di Sumatera, Sulawesi dan sebagainya.

Sopin Yulidar, seniman Tingkilan dari Desa Tepian Langsat memaparkan mengenai musik tradisional yang ada di Desa Tepian Langsat, Kec. Bengalon, Kab. Kutai Timur, Provinsi Kaltim, baik dari segi pengertian Tingkilan, fungsi, dan perkembangannya.

“Sama halnya dengan masyarakat Kutai umumnya,  bagi masyarakat Tepian Langsat, Tingkilan merupakan penggambaran dari hidup mereka dan merupakan kesenian yang harus dilestarikan,” terang Sopin, Rabu (9/8/2023).

Mahasiswa Unmul Florianus Man Rani bersama Sopin Yulidar, seniman Tingkilan dari Desa Tepian Langsat.

Diceritakan, warga setempat kerap memainkan musik Tingkilan sebagai hiburan. Misalnya, dalam acara pernikahan, penyambutan tamu, hajatan dan lain-lain  akan melibatkan musik Tingkilan. Dalam lagunya pun berisi pantun yang syarat akan makna yaitu meceritakan nasihat, percintaan, kritik/sindiran, sejarah, serta kehidupan orang Kutai sehari-hari, berdasarkan kondisi dan sifat acara tersebut.

Dalam fungsi sosialnya, kata Sopin,  Tingkilan mampu menjadi daya tarik tradisi sebagai pembangun dan pemelihara solidaritas kelompok masyarakat. “Tingkilan juga memilki fungsi komunikasi, di mana dengan adanya musik Tingkilan orang-orang tua akan datang untuk menontonnya, yang dimana mempertemukan antara personal dengan personal lainnya. Tentu saja dengan adanya pertemuan atau perkumpulan manusia mampu berintegrasi antara manusia yang satu dengan yang lainnya, sehingga terhindar dari konflik sosial yang tidak diinginkan,” paparnya.

Namun kini, musik Tingkilan bagi masyarakat Desa Tepian Langsat merupakan penggambaran dari hidup mereka dan merupakan kesenian yang harus dilestarikan. Meskipun saat ini sudah agak diubah ke dalam bentuk modern atau mirip musik keroncong, tapi yang membedakannya adalah Tingkilan ada Gambusnya.

Lebih lanjut Sopin menjelaskan, salah satu  tokoh yang sangat berpengaruh dalam musik Tingkilan yang ada di Desa Tepian Langsat adalah Asrani.  Beliau adalah putra daerah Tepian Langsat yang membawa atau menampilkan musik Tingkilan sampai pada level internasional, sehingga Tingkilan yang ada di Desa Tepian Langsat bisa dikenal oleh banyak orang.

Selain Alm. Asrani, Tepian Langsat juga melahirkan seniman-seniman Tingkilan yang hebat seperti Sopin Yulidar dan lainnya, yang berhasil menampilkan musik Tingkilan di dunia internasional.

Diketahui, dalam sejarahnya orang dulu dalam memainkan instrumen gambus identik menggunakan sarung dan kopiah, namun seiring dengan perkembangan zaman pakaian atau busana seniman Tingkilan lebih fleksibel atau bisa dikatakan lebih bebas yang terpenting sopan.

Harapannya, Tingkilan yang ada di Desa Tepian Langsat terus di lestarikan dan selalu ada generasi-generasi penerus untuk musik tersebut terutama dalam pemain gambusnya. Jika tidak demikian, Tingkilan itu akan habis ujar Sopin Yulidar. (rls/cha)

16.4k Pengikut
Mengikuti