spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Mengenal Lebih Dekat Upacara Tolak Bala di Pulau Derawan dan Maratua

Pulau Derawan dan Pulau Maratua yang terletak di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur memiliki alam yang indah dan juga budaya yang mempesona. Salah satunya upacara tolak bala yang dilakukan masyarakat setempat.

Andhika Dezwan, Tanjung Redeb

UPACARA ini bertujuan untuk menolak bala yang dilakukan satu kali dalam setahun. Tahun ini, tolak bala tersebut dilaksanakan pada hari Minggu, 27 Agustus 2023.

Ratusan penduduk berkumpul di pantai Pulau Derawan dan Maratua yang masih berawan tebal, agak ke tengah di bagian yang ada air lautnya. Tak berapa lama kemudian, upacara tolak bala pun dimulai.

Dalam upacara itu, masing-masing tokoh agama di Derawan dan Maratua memimpin doa terlebih dahulu untuk meminta keselamatan kepada Sang Pencipta. Setelah selesai memanjatkan doa, ratusan penduduk tua dan muda, lelaki serta perempuan, beramai-ramai mencipratkan air laut kepada orang-orang di sekitarnya. Suasana yang semula hening, berubah menjadi ramai penuh kegembiraan.

Setelah puas melakukan ciprat-menciprat air laut, para penduduk bergerak ke tepi pantai. Di sana telah menunggu beberapa makanan dan minuman untuk dinikmati bersama-sama.

Kepala Urusan Perencanaan Kampung Pulau Derawan, Indra Mahardika mengatakan, makna dari saling siram air laut itu adalah untuk menjauhkan dari bala. “Jadi masyarakat yang datang tidak boleh tidak basah, kalau tidak datang, dibawakan air dari tempat pembacaan doa oleh keluarganya atau tetangganya,” katanya.

Air yang dibawa dari tempat pembacaan doa itu juga akan disiram di sekeliling rumah. Tujuannya menjauhkan rumah dan panghuninya dari bala. “Maka dari itu, acara tolak bala ini memang dilakukan setiap tahunnya,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Camat Pulau Maratua, Ariyanto. Acara tolak bala atau biasa disebut Masyarakat setempat “Mandi-Mandi” itu dilakukan setelah tanggal 10 Bulan Safar yang sudah menjadi tradisi secara turun-temurun.

“Pada tahun ini acara tolak bala kami laksanakan di Kampung Teluk Harapan,” ujarnya.

Dijelaskannya, tak hanya masyarakat kampung saja yang boleh mengikuti acara adat tersebut, melainkan wisatawan juga dipersilahkan dengan ikut mandi-mandi. “Tradisi ini memang sudah melekat,” ucap Ariyanto.

Disebutnya, selain menjauhkan diri dari segala bencana, tolak bala juga mendatangkan segala kebaikan, kesehatan serta keselamatan. “Filosofi dari acara tahunan tolak bala ini adalah membuang kesialan hidup selama satu tahun dengan cara membasuh diri menggunakan air laut,” tandasnya. (dez)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti