MAHAKAM ULU – Ngaping Umaq dalam bahasa suku Dayak Bahau yang merupakan upacara Adat untuk membersihkan, menyucikan atau menetralkan kondisi suatu wilayah yang telah dianggap terimbas bala bencana. Seperti wabah penyakit, kematian berturut – turut maupun kejadian berdarah dan lainnya.
Hal itu dilakukan terkait beberapa waktu terakhir terdapat kejadian kecelakaan lalu lintas yang menelan 4 orang korban jiwa di tempat kejadian yang berbeda di Kampung Ujoh Bilang. Ritual tersebut dilakukan dengan cara pelas dan tempung tawar sepanjang dalam Ibu kota Kabupaten Mahulu tersebut.
Sekretaris Lembaga Adat Kabupaten Mahakam Ulu, Apung mengimbau kepada masyarakat agar mematuhi aturan selama ritual dilakukan yang disebut kondisi Tuhing sejak pukul 18.00 Wita hingga 06.00 Wita atau selama 12 jam.
“Selama Tuhing ini, meliputi larangan beraktivitas bagi masyarakat setempat untuk tidak keluar masuk kampung, tidak membunuh mahluk bernyawa, tidak melakukan aktivitas rutin di luar rumah dan sebagainya,” ujar Apung melalui telepon seluler, Senin (22/1/2024).
Disebutnya, bahwa giat yang dilarang tersebut dapat merusak ritual adat yang telah dilakukan. Sehingga berakibat pada kerugian materi serta berpotensi untuk mengulang kegiatan dengan rentetan prosesi yang panjang.
“Selain melakukan Ngaping Umaq di wilayah Kampung Ujoh Bilang, kita juga menggelar ritual di lokasi kejadian berdarah serta menutup semua jalur masuk dan keluar daerah ini,” jelasnya.
Pada situasi yang telah ditetapkan waktunya tersebut, masyarakat yang berada dalam wilayah suasana adat itu dilarang untuk keluar kampung. Sedangkan bagi warga luar juga diberlakukan hal serupa, yakni pantangan untuk memasuki kawasan yang sedang melangsungkan upacara adat Ngaping Umaq hingga pagi hari.
Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut, Lembaga Adat Mahulu berharap agar tidak lagi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan merugikan banyak pihak,”ungkapnya.
Pewarta : Ichal
Editor : Nicha R