spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

KSOP Samarinda Tindaklanjuti Insiden Tongkang, Antisipasi Penutupan Jalur Sungai Mahakam

SAMARINDA – Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Samarinda mengadakan rapat koordinasi darurat pada Kamis (27/2/2025), menyusul insiden yang melibatkan tongkang Indosukses 28 yang menabrak fender dan pilar Jembatan Mahakam I. Rapat ini dihadiri oleh Direktur KPLP Ditjen Hubla, GM PT Pelindo Regional 4 Samarinda, Ketua DPC INSA Samarinda, serta sejumlah asosiasi terkait.

Insiden tersebut terjadi pada hari yang sama, melibatkan tongkang bermuatan kayu sengon yang ditarik oleh Tug Boat (TB) MTS 28. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi penutupan jalur sungai di bawah Jembatan Mahakam I, yang dapat berdampak besar pada aktivitas masyarakat dan perekonomian lokal.

Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Dirjen Kementerian Perhubungan, Jon Kenedi, menjelaskan rapat bertujuan untuk mencegah terjadinya penutupan jalur sungai tersebut. “Harapan dari teman-teman di sini, tidak ada penutupan jalur sungai di kolong Jembatan Mahakam I. Karena tentu ini sangat berdampak pada masyarakat khususnya di Samarinda, Kaltim,” ujarnya.

Penutupan jalur sungai dikhawatirkan akan mengganggu aktivitas masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada transportasi sungai untuk kegiatan ekonomi. “Yang paling utama terhadap masyarakat, kalau ditutup di hulu juga tidak bisa berkegiatan. Ini tentu sangat sangat berdampak ke mereka di sana,” tambah Jon Kenedi.

Sebagai alternatif, KSOP akan melakukan investigasi mendalam untuk mencegah kejadian serupa terulang. “Misalnya mengajukan agar volume muatan dikurangi, untuk antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan prosesnya masih berjalan,” jelasnya.

Investigasi juga akan mencakup evaluasi terhadap kinerja pihak pandu yang bertugas saat insiden terjadi, serta pemeriksaan kondisi kapal, termasuk kekuatan mesin dan perhitungan muatan tongkang.

“Untuk sementara pihak pandu tidak diizinkan dulu melakukan pemanduan. Dan kami akan evaluasi kinerjanya terkait insiden itu, kalau unsur kelalaiannya, belum bisa ditentukan,” kata Jon Kenedi.

Sekretaris Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Kaltim, Hasrun Jaya, menegaskan  penutupan jalur sungai akan berdampak besar pada ekonomi regional. “Dari hulu sampai ke hilir pendistribusian barang melalui jalur sungai akan berdampak, mulai dari tenaga bongkar-muat sampai ekspornya. Semua ini sangat berdampak,” ujarnya.

Pihak GPEI menolak keras opsi penutupan jalur sungai dan berharap agar aspirasi mereka didengar oleh pihak legislatif. “Harapannya apa yang menjadi harapan kami ini, tentu bisa diakomodir oleh para legislatif, dan jelas kami ini termasuk dari masyarakat yang berkepentingan di jalur Sungai Mahakam,” tutupnya.

Penulis: Dimas
Editor: Nicha R

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img