spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Komunikasi Multikultural Perkembangan Pariwisata Budaya Indonesia di Era New Normal

Semenjak mewabahnya virus corona di Indonesia, tentunya membawa dampak yang begitu signifikan di segala sektor kehidupan, salah satunya di bidang pariwisata budaya. Tertutupnya akses keluar masuk antar pulau, antar benua, dan antar negara menyebabkan “kekosongan” dalam destinasi wisata khususunya di Indonesia.

Implikasinya adalah lumpuhnya perekonomian, mulai dari tutupnya usaha sektor pariwisata dalam skala besar, pemberhentian sementara (dirumahkan) atau pemberhentian secara permanen bagi para pekerja di sektor pariwisata, serta para penikmat wisata (wisatawan) yang tidak bisa menikmati sensasi wisata budaya dalam kurun waktu yang cukup lama. Namun, saat ini pemerintah sudah memberikan sinyal untuk menggeliatkan kembali kehidupan yang baru “era new normal”.

Tentunya harus disikapi dengan bijak oleh masyarakat secara umum tanpa mengabaikan imbauan pemerintah utamanya tentang protokol kesehatan di sektor pariwisata budaya. Maka dari itu penting rasanya pemerintah memberikan “komunikasi ekstra normal” dalam mengedukasi masyarakat agar mau taat, tertib, dan disiplin dalam berwisata di era “new normal” tanpa mengabaikan faktor kesehatan.

Membuka sektor pariwisata budaya ditengah pandemi sesungguhnya memang berisiko tinggi. Kerjasama yang kondusif sangat dibutuhkan antara pemerintah, swasta dan masyarakat sebagai stakeholder pariwisata untuk tidak tergesa-gesa memulihkan keadaan ini seperti semula lagi yang utamanya akan tetap dapat dikontrol dengan baik.

Ada banyak hal yang harus diperhatikan ketika melirik kegiatan pariwisata di Indonesia yang memang cukup menjanjikan dan menjadi magnet bagi para wisatawan. Mulai dari protokol kesehatan, akomodasi, infrastruktur, transportasi, maupun fasilitas yang ada di area wisata tersebut.

Rangkaian mitigasi bencana seperti sosialisasi, uji coba dan simulasi yang komplit harus disusun sebagai kesatuan paket untuk tetap menjaga keselamatan dan kesehatan publik. Bahkan dalam Pidato Presiden pada tanggal 28 Mei 2020 pun mengatakan akan ada aturan yang ketat agar tetap produktif berkegiatan sebagai bagian dari strategi untuk program pariwisata di dalam negeri yang aman dari Covid-19.

Sehingga hal tersebut juga akan berdampak pada modifikasi dan trend pariwisata yang mungkin saja bisa berubah sewaktu-waktu. Dalam mengimplementasikan komunikasi pariwisata yang efektif dan efisien di era digitalisasi saat ini, dibutuhkan komunikasi yang sangat ekstra dan terbuka terutama jika dihubungkan dengan wisatawan sebagai konsumen utama dalam industri pariwisata itu sendiri.

Pemanduan dan pengawasan new normal di setiap destinasi wisata, tentunya memang diprioritaskan untuk daerah yang sudah dinyatakan siap dibuka dan harus saling terkoordinasi dengan gugus tugas maupun kepala daerah wilayah masing-masing.

Secara definisi, pariwisata new normal kurang lebih bermakna kondisi di mana sektor pariwisata menerapkan tatanan baru untuk beradaptasi dengan Covid-19. Persiapan pariwisata dalam memasuki era new normal dinyatakan Menparekraf pada 28 Mei 2020 lalu dengan melalui tiga tahap yaitu pembuatan SOP di berbagai bidang (seperti destinasi, hotel, dan restoran), simulasi, dan terakhir berupa sosialisasi dan uji coba di mana nantinya untuk penerapan akan dilakukan di daerah-daerah yang sudah siap seperti Bali.

Kemudian pada tanggal 20-21 Juni 2020, Kemenparekraf menyelenggarakan kegiatan Sosialisasi tentang bagaimana kita mewujudkan kenormalan baru di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif yang dilakukan secara daring pada media Youtube.

Isinya sesuai dengan arahan Menparekraf yaitu menitikberatkan pada implementasi kebersihan, kesehatan, dan keamanan di sektor Parekraf.Kita bisa melihat penerapan implementasi tersebut melalui iklan yang ditampilkan berulang-ulang, antara lain pada destinasi wisata/tempat rekreasi, pusat perbelanjaan, dan kuliner.

Intinya terdapat pada tiga imbauan utama saat pandemi Covid-19 yaitu rajin mencuci tangan, menggunakan masker, dan menerapkan jaga jarak yang disesuaikan dan dikolaborasikan dengan tempat dan kepentingan masing-masing pihak.

Antara lain dengan penggunaan teknologi touchless pada tombol parkir dan lift, pengecekan suhu tubuh, imbauan transaksi non-tunai (melalui debit, kartu kredit, dan uang elektronik), pembatasan kapasitas area, tersedianya hand sanitizer dan tempat cuci tangan, jaga jarak di tiap area, dan jaminan kebersihan fasilitas dan produk.

Dengan keluarnya protokol kesehatan khusus sektor pariwisata dan ekonomi kreatif maka menjadi gong bagi industri pariwisata budaya dalam membuka tempat wisata di banyak daerah. Hal ini tentunya menjadi angin segar bagi segenap insan pariwisata Indonesia yang selama enam bulan ke belakang menjadi sangat menderita karena sumber penghidupannya terdampak Covid-19

Namun patut diingat, upaya-upaya komunikasi berupa sosialisasi implementasi protokol kesehatan perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan dengan stakeholder terkait, dengan mengikuti peraturan dan SOP yang telah ditetapkan. Jangan lupakan juga komunikasi ekstra secara terus menerus kepada masyarakat atau calon wisatawan sebagai pengguna yang bila abai akan aturan maka dapat berakibat fatal.

Gunakan semua saluran komunikasi yang tersedia, baik offline (seperti event, media cetak, dan media luar ruang), online (media digital dan media sosial), dan komunitas yang concern dengan pariwisata seperti Kelompok Sadar Wisata dan Generasi Pesona Indonesia. Karena bagaimanapun, keberhasilan kebijakan pemerintah, dalam hal ini oleh Kemenparekraf, merupakan kunci keberhasilan bangkitnya pariwisata di Indonesia.

Dan kami berharap semoga Perekonomian dan Pariwisata Budaya di Indonesia ini segera membaik dan wabah covid-19 cepat atau lambat akan segera berlalu di dunia ini untuk mensejahterahkan kehidupan masyarakat dunia. (**)

Oleh: Muhammad Rizky Aidil Fitri dan Nurul Ainun, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Komunikasi , Universitas Mulawarman 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img