spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Komitmen dengan Tiga Perusahaan Tiongkok, Vaksin Covid 19 Mulai Datang Bulan Depan

JAKARTA Kabar gembira bagi warga Indonesia. Pasalnya Pemerintah telah mengamankan komitmen pembelian vaksin Covid-19 dari 3 perusahaan Tiongkok. Yakni, Cansion, G42 Sinopharm, dan Sinovac. Kerja sama dengan perusahaan lain untuk tambahan dosis juga terus diupayakan.

Selain kontrak pembelian vaksin, Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, dan Dirut Bio Farma Honesti Basyir dengan perwakilan tiga perusahaan tersebut juga membahas persiapan eksekusi vaksinasi, transfer teknologi, dan penjajakan regional production di Indonesia pada pertemuan Sabtu (10/10).

Vaksin dari ketiga perusahaan tersebut dilaporkan sudah masuk pada tahap akhir uji klinis yang ketiga dan dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) di sejumlah negara.

Cansino telah melakukan uji klinis tahap ketiga di Tiongkok, Arab Saudi, Rusia, dan Pakistan. Sementara G42/Sinopharm melakukan uji klinis tahap ketiga di Tiongkok, Uni Emirat Arab (UEA), Peru, Moroko, dan Argentina.

Sedangkan Sinovac melakukan uji klinis tahap ketiga di Tiongkok, Indonesia, Brasil, Turki, Banglades, dan Chile. EUA dari Pemerintah Tiongkok telah diperoleh ketiga perusahaan tersebut pada Juli 2020. Sementara itu, Pemerintah UEA telah memberikan EUA kepada G42/Sinopharm.

Tim inspeksi yang terdiri dari unsur Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Bio Farma akan bertolak ke Tiongkok pada 14 Oktober 2020. Ke sana untuk melihat kualitas fasilitas produksi dan mengecek kehalalan vaksin produksi Sinovac dan Cansino.

Sementara itu, data untuk vaksin G42/Sinopharm akan diambil dari data uji klinis di UEA karena vaksin tersebut turut diproduksi di sana. Dirut Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, kehalalan vaksin Sinovac dan Cansino akan dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data, begitu juga dengan kehalalan vaksin G42/Sinopharm, “MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42,” sebut Basyir.

Saat ini, jumlah vaksin yang disanggupi oleh masing-masing perusahaan beragam, bergantung dari kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain. Untuk tahun ini, Cansino menyanggupi 100.000 vaksin (single dose) pada November 2020, dan sekitar 15–20 juta untuk tahun 2021.

G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini. Sebanyak 5 juta dosis di antaranya mulai datang pada November 2020.

Sedangkan Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020, dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada pekan pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada pekan pertama Desember 2020. Ditambah 15 juta dosis vaksin.

Sementara untuk tahun 2021, Sinopharm akan mengusahakan 50 juta (dual dose), Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose). Single dose artinya satu orang hanya memerlukan satu kali dosis vaksinasi. Sementara dual dose memerlukan dua kali vaksinasi untuk satu orang.

Untuk menjaga akuntabilitas pengadaan vaksin, setiap pengadaan vaksin baik dari uang pemerintah ataupun pengadaan mandiri oleh swasta semua harus melalui Bio Farma sebagai BUMN yang ditunjuk untuk pengadaan vaksin.

Sebagai bagian dari transparansi dan akuntabilitas, dalam waktu dekat Bio Farma akan melakukan pemaparan kepada publik tentang biaya pembelian vaksin dari semua mitra kerja samanya.

Terawan menguraikan persiapan detail untuk program vaksinasi hingga kini terus dilakukan. Prioritas pertama adalah para tenaga kesehatan dan aparat keamanan yang berada di garis terdepan dalam penanganan Covid-19.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengambil langkah untuk memastikan kesiapan fasilitas kesehatan di Indonesia dan segera melakukan simulasi di beberapa puskesmas. Sejak akhir September 2020 juga telah dilaksanakan pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata cara vaksinasi Covid-19.

“Pada tahap awal, kami akan memberikan prioritas vaksin kepada mereka yang di garda terdepan. Yaitu medis dan paramedis, pelayanan publik, TNI/Polri, dan seluruh tenaga pendidik,” beber Terawan. (net/red)

BACA LENGKAP DI SINI: 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img