spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

KLHK Ajak Selamatkan Hutan dengan Drone

Penyelamatan area berhutan di luar kawasan hutan terus berjalan di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui program Kalimantan Forest (KalFor Project). Di Kaltim, KalFor Project berfokus di Kutai Timur. Satu di antara upaya penyelamatan area berhutan tersebut, KLHK mengadakan tiga pelatihan yang dianggap penting dalam upaya pelestarian lingkungan.

Tiga pelatihan yang diadakan KalFor Project bersama Dinas Kehutanan Kaltim dan Pemkab Kutim ini diluncurkan Senin, 13 September 2021. Kegiatan terdiri dari pelatihan safety drone monitoring areal berhutan, peningkatan pemahaman perlindungan dan penyelamatan hutan di luar kawasan hutan, serta keterampilan pengukuran karbon di area bernilai konservasi tinggi di areal berhutan.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, Ivan Yusfi Noor menjelaskan tentang pelatihan pemahaman perlindungan dan penyelamatan hutan di luar kawasan hutan. Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya BKSDA menekan konflik satwa liar dengan warga ataupun perusahaan sekitar. Terutama, penyelamatan hutan bernilai konservasi tinggi di area perkebunan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kutai Timur, Adji Wijaya Effendi, mengakui bahwa pelatihan ini diperlukan di bidang yang ditangani Dinas Lingkungan Hidup. Pelatihan safety drone monitoring, misalnya, bermanfaat untuk kawasan izin Amdal hingga memantau perubahan bentang alam. Terlebih, DLH Kutim memiliki kewenangan mengenai perizinan di area penggunaan lain (APL).

Kepala Bidang Perlindungan Dinas Perkebunan Kutim, Didik Prayitno, menambahkan, drone monitoring system penting diaplikasikan di bidang perkebunan. “Monitor hal-hal yang terkait pembangunan perkebunan ataupun HCV (area bernilai konservasi tinggi),” kata Didik.

Selain itu, sambung Didik, pelatihan pemahaman perlindungan dan penyelamatan hutan di luar kawasan hutan, tak kalah pentingnya. Demikian halnya pelatihan keterampilan pengukuran karbon di area bernilai konservasi tinggi. “Pemahaman perlindungan, penting bagi kami dinas perkebunan. Tidak semua perusahaan perkebunan memahami untuk perlindungan hutan di LKH (luar kawasan hutan),” terangnya.

Kepala Dinas Kehutanan Kaltim, Amrullah menitikberatkan aspek keselamatan penerbangan drone. Ke depan, kata dia, teknologi drone terus berkembang dan digunakan. Sedangkan rencana peningkatan kapasitas pengukuran karbon di areal berhutan, kata Amrullah, Dinas Kehutanan terus mendukung kegiatan monitoring, reporting and measurement (MRV) untuk penurunan emisi yang telah menjadi komitmen Pemprov Kaltim.

“Dalam konteks pelatihan ini, kami bersama Proyek KalFor akan melatih stakeholder di Kutai Timur untuk memperkuat proses MRV sesuai dengan kebijakan Pemprov Kaltim. Kami mendukung rekan kami, DLH Kaltim untuk percepatan kabupaten melakukan pelaporan kegiatan-kegiatan penurunan emisi di tingkat kabupaten Kutai Timur,” katanya lagi.

Amrullah berharap, pelatihan semacam ini bisa digelar lebih luas lagi di seluruh wilayah Kaltim. Keterampilan para pengelola Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di Kaltim juga bisa terus ditingkatkan. Sejalan dengan semakin berkembangnya kebijakan pengelolaan hutan dan juga areal berhutan di luar kawasan hutan.  “Lokasi proyek Kalimantan Forest di Kaltim hanya di Kutai Timur. Di Kabupaten ini, ada KPH Bengalon, KPH Kelinjau, dan KPH Manubar,” kata Amrullah.

Tim Monev KalFor Project/Ditjen PKTL KLHK, Ari Sylvia Febriyanti, mengatakan tiga pelatihan yang digelar KalFor  Project sangat penting. Ditjen PKTL Kementerian LHK melihat bahwa upaya peningkatan kapasitas ini sangat penting. Terlebih lagi, tiga kegiatan ini sangat relevan dengan upaya penyelamatan dan perlindungan areal berhutan di luar kawasan hutan.

Direktorat Inventarisasi & Pemantauan Sumber Daya Hutan (IPSDH) bersama Pemkab Kutim melalui Proyek KalFor, kata Ary Sylvia, telah melatih ahli-ahli GIS dan Penginderaan Jauh dari Kutai Timur.  Sekurangnya 43 staf perangkat daerah Kutim telah mengikuti pelatihan Dasar GIS dan 15 staf telah mengikuti pelatihan GIS tingkat lanjutan pada 2019 dan 2020.

“Karena itu, perencanaan daerah diharapkan mengintegrasikan hasil pemantauan areal berhutan di APL (Area Penggunaan Lain) Kutai Timur,” katanya. Direktorat IPSDH-KLHK memiliki target khusus mendukung pemantauan luasan area berhutan di APL.

“Proyek KalFor didedikasikan untuk membantu pemerintah daerah melindungi dan menyelamatkan areal berhutan di APL. Tiga peningkatan kapasitas yang telah diagendakan ini, seluruhnya bermuara kepada upaya perlindungan areal berhutan di luar kawasan hutan,” terangnya.

Ary Sylvia juga menjelaskan tujuan tiga kegiatan ini. Pelatihan keselamatan pengoperasian drone menjadi prioritas agar pemantauan areal berhutan dapat berjalan efektif. Sedangkan pemahaman yang baik tentang upaya perlindungan dan penyelamatan areal berhutan di luar kawasan bagi staf perencanaan pada dinas-dinas terkait, akan membantu pemkab merencanakan pembangunan daerah berwawasan lingkungan.

Terakhir, penguasaan cara perhitungan karbon di areal berhutan serta pengusaaan tools monitoring, reporting and measurement (MRV) emisi di tingkat dinas-dinas di kabupaten, akan membantu percepatan laporan kegiatan terkait penurunan Emisi Provinsi Kalimantan Timur, yang merupakan bagian dari Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img