spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kesenian Kukar Kembali Berdenyut, Nyaris 2 Tahun Mati Suri Dihajar Pandemi

TENGGARONG – Pentas seni dan budaya menjadi kegiatan yang paling terkena dampak pandemi Covid-19. Di Kutai Kartanegara, selama dua tahun pandemi terjadi, nyaris tidak ada pertunjukan kesenian. Kini, seiring kasus Covid-19 yang terus melandai, Pemkab Kukar mulai membangkitkan lagi kegiatan seni dan budaya.

Pada 22-23 November 2021, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikub) Kukar mengadakan pentas seni dan budaya secara virtual. Kegiatan bertajuk Pesemenan Seni dan Budaya Kutai Kartanegara ini, dikuti 26 kelompok seni dan budaya lokal. Musik, tari, teater, dan lukisan, menjadi karya yang ditampilkan dalam acara tersebut.

Kepala Bidang Kebudayaan  Disdikbud Kukar sekaligus ketua panitia kegiatan tersebut, Irianto, memberikan penjelasan. Selama pandemi Covid-19, para pelaku seni Kukar disebut seperti mati suri. Padahal, di tangan mereka lah warisan budaya leluhur Kukar bisa terus eksis. Oleh karena itu, Disdikbud Kukar melaksanakan pentas seni virtual selama dua hari itu.

“Tujuannya, menjaga keterampilan individu-individu kreatif dengan menampilkan karya-karya seninya,” terang Irianto kepada kaltimkece.id jaringan mediakaltim.com.

Disebutkan pria 50 tahun itu, pertunjukan seni ditayangkan di YouTube Disdikbud Kukar. Dari 26 kelompok seni dan budaya yang berpartisipasi, 12 di antaranya adalah kelompok tari, delapan kelompok musik, empat kelompok teater, dan dua seniman lukis.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Kukar, Thauhid Afrilian Noor Tauhid menjelaskan, melalui kegiatan tersebut, Pemkab Kukar ingin menghidupkan kembali kegiatan seni agar semangat para seniman tidak memudar. Dengan begitu, budaya lokal bisa terus lestari. Thauhid berharap, kasus Covid-19 tidak kembali meninggi.

“Agar pemerintah dan industri kreatif bisa melaksanakan acara secara offline,” sebutnya.

Upaya Pemkab Kukar menghidupkan lagi kegiatan seni dan budaya membuat seorang seniman lokal, Arief Fajarianur, tersenyum. Menurutnya, inisiatif tersebut menjadi angin segar bagi para seniman dan seniwati yang lama tak berkegiatan. Kegiatan seni adat yang terakhir diadakan di Kukar, kata Arief, adalah Festival Erau pada 2019 atau sebelum pandemi melanda.

Oleh karena itu, selama dua hari kegiatan, sambung Arief, Pesemenan Seni dan Budaya Kutai Kartanegara bukan hanya digunakan untuk menampilkan karya seni. Tapi juga dimanfaatkan para seniman untuk melepas kerinduan dengan saling bersilaturahmi.

“Kegiatan ini menjadi motivasi untuk terus berkarya dan juga sebuah apresiasi untuk kelompok seni, khususnya bagi seniman,” kuncinya. (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img