spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Keroyokan Bangun Akses Darat Penghubung Mahulu

MAHULU – Akses darat di Mahakam Ulu (Mahulu) belum sepenuhnya mulus beralaskan aspal. Sebagian besar jalan antar-kecamatan di daerah berjuluk Urip Kerimaan itu masih berupa tanah. Pengendara roda empat juga harus bersiap menghadapi anak sungai yang belum terhubung dengan jembatan. Biaya lebih tak ayal dikeluarkan untuk melalui jalur tersebut.

Hendrikus, 25 tahun, adalah salah satunya. Sejak 2015, sopir travel Samarinda-Mahulu itu kerap menggunakan jalur darat dari Tering, Kutai Barat, menuju Kecamatan Long Bagun—salah satu rute masuk Mahulu melalui sisi selatan. Sepanjang 143 kilometer harus dilalui untuk sampai di Ibu Kota Mahulu; Kampung Ujoh Bilang. Dengan jarak yang sama dengan Samarinda-Balikpapan itu, Hendrikus biasanya menempuh perjalanan selama lima jam.

Sekali perjalanan, Hendrikus harus mengisi bahan bakar lebih kurang 30 liter bensin atau sekitar Rp 300 ribu. Belum lagi biaya penyeberangan dua anak sungai yang harus dihadapi: Sungai Ratah dan Sungai Melaham.

Untuk sekali penyeberangan, Rp 100 ribu harus dikeluarkan. Perbaikan kendaraan yang tak menentu pun harus dilakukan. Dari biaya wajib tersebut Hendrik menetapkan tarif sewa Rp 2-3 juta sekali perjalanan.

Hendrikus berharap akses darat yang baik bisa terwujud. Menurutnya, jika akses darat baik serta jembatan penghubung antar sungai terhubungkan, biaya perjalanan bakal terkurangi. Selain itu, efektivitas waktu perjalanan juga dapat terwujud.  “Kalau lancar bisa lebih cepat,” sebut dia kepada kaltimkece.id, jejaring mediakaltim.com, Senin, 7 Juni 2021.

Lain Hendrikus, lain lagi Carolus. Pria 27 tahun ini merupakan sppir travel rute Long Bagun-Long Pahangai sejak 2019. Selama 5 jam Carolus harus menempuh jarak sejauh 103 kilometer. Selain itu, ia juga harus menyeberangi dua sungai besar yang belum terhubung jembatan; Mubong dan Paluq.  Jika kondisi cuaca tidak baik, waktu perjalanan akan lebih lama. “Karena menunggu sungai surut dulu, kadang sampai satu hari,” terangnya.

Dengan medan berat tak beraspal, kendaraan bermesin ganda miliknya menghabiskan bahan bakar 60- 70 liter solar. Bahkan mencapai 100 liter jika kondisi jalan becek dan curah hujan tinggi. Dengan pertimbangan biaya wajib serta kondisi medan tersebut, Carolus menerapkan tarif carter per mobil sebesar Rp 5 juta untuk sekali perjalanan.

“Kalau jalan beraspal dan ada jembatan mungkin akan lebih murah. Sekitar dua jam juga bisa sampai kalau jalan bagus,” tandasnya.

DIKERJAKAN KEROYOKAN
Kepala Satuan Kerja Jalan Perbatasan Kaltim, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Irawan Daya Putera, menjelaskan bahwa pembangunan akses darat di Mahulu dikerjakan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Pengerjaannya pun dibagi beberapa tahapan serta ruas jalan.

Pertama ialah lajur Tering-Long Bagun. Pemerintah pusat memiliki tiga kegiatan pada 2021 di rute tersebut. Di antaranya multi years contract (MYC) tahun 2020-2022 dengan nilai Rp 95 miliar. Pembangunannya meliputi jalan sepanjang 15,52 kilometer dan tiga jembatan: Sunan, Tusuk Kecil, dan Tusuk Besar.

Selanjutnya proyek MYC 2021-2022 untuk pembangunan Jembatan Sungai Ratah di Kampung Long Gelawang, Kecamatan Laham. Pembangunan jembatan permanen dengan bentang 140 meter itu memiliki nilai kontrak sebesar Rp 63 miliar.

“Yang terakhir sedang proses kontrak ada SYC (single year contract) tahun ini pembangunan jalan 8 kilometer di batas Tering-Mahulu. 4 meter ke arah Tering, 4 meternya ke arah Mahulu,” urai Irawan. Nilai pagu untuk proyek itu sebesar Rp 50 miliar.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat (PUPR-Pera) Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda, menambahkan bahwa Pemprov Kaltim juga turut mengerjakan akses darat di rute tersebut. Pembangunan meliputi jalan sepanjang 5 kilometer dengan nilai kontrak 45 milyar. Di antaranya Rp 30 miliar untuk pengerasan aspal sepanjang 3,75 kilometer dan sisanya Rp 15 miliar pengerjaan tanah serta pelebaran total.  Selain itu, terdapat tiga jembatan bailey bentang 25-35 meter dibangun dengan nilai kontrak Rp 6,7 miliar tahun ini.

“Pertimbangan jembatan bailey karena lebih mudah mobilisasi konstruksinya dan lebih sederhana. Terus dia portable. jembatan bailey itu juga kelebihannya tinggal pindah-pindah saja,” kata dia.

Tahun ini, sambung dia, pengerjaan darat di Mahulu hanya jalan dan jembatan di rute tersebut. “Selain ruas itu enggak ada lagi. Baik jembatan atau jalan untuk tahun 2021.”

Sedangkan Pemkab Mahulu kebagian pengerjaan jembatan permanen Long Melaham. Nilai kontraknya sekitar Rp 60 miliar pada 2021, bagian dari kelanjutan proyek tahun sebelumnya. “Untuk pengerjaan jalan di poros Tering-Long Bagun melanjutkan yang sebelumnya. Tahun ini sekitar 1,7 kilometer di daerah Long Gelawang dikerjakan,” kata Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman Mahulu, Deckty Toge Manduli.

AKSES DARAT DARI IBU KOTA MAHULU KE PERBATASAN
Pemkab Mahulu juga mulai mengerjakan akses darat dari Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun-Long Pahangai. Pengerjaannya meliputi pengerasan aspal sepanjang 7 kilometer dengan pembagian SYC tahun 2021 sepanjang 4,5 kilometer dan 2,5 kilometer. “Untuk yang 4,5 kilometer kontraknya sekitar Rp 33 miliar lalu yang 2,5 kilometer Rp 15 miliar,” sebut Deckty Toge Manduli.

Pengerjaan jalan tersebut menjadi satu-satunya pembangunan akses darat di Mahulu untuk ruas Long Bagun-Long Pahangai. Jalan yang seluruhnya sepanjang 103 kilometer itu sebagian besar masih tanah dan belum sepenuhnya terdapat jembatan penghubung. Baru lah pengerjaan akses darat oleh pemerintah pusat dapat ditemui ketika dari Kecamatan Long Pahangai menuju batas Kalimantan Barat (Kalbar) dan Kalimantan Utara (Kaltara)

Rute Long Pahangai-Long Boh misalnya. Jalur ini merupakan akses darat menuju perbatasan Kaltara. Dari total lajur sepanjang 93 kilometer, terdapat satu kegiatan pembangunan jalan yang dilakukan pemerintah pusat.

Irawan mengatakan terdapat kegiatan SYC tahun 2021 jalan dengan pengaspalan dengan jenis burda sepanjang 10,325 kilometer. Nilai kontraknya sebesar Rp 46 miliar. “Untuk jembatan tahun depan kita usulkan. Di antaranya jembatan Matingan, Danau Musang, Anak Tepai dan Awan. Tahun 20222024 masih usulan,” imbuh Irawan.

Sedangkan untuk rute batas Kalbar, jalurnya ialah Long Pahangai-Tiong Ohang sepanjang 103 kilometer. Dilanjutkan Tiong Ohang-Batas Kalbar sepanjang 70 kilometer. Pelbagai jembatan dan jalan dikerjakan pemerintah pusat di lajur tersebut.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Perbatasan 1, Jalan Perbatasan Kaltim, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dedi Supriady Tubagus, turut menambahkan penjelasan. Rute Long Pahangai-Tiong Ohang yang ia tangani terdapat empat pengerjaan tahun ini. Di antaranya MYC tahun 2020-2022 dengan nilai kontrak Rp 85 miliar untuk pembangunan 6 jembatan permanen; masing-masing di Sungai Mahne Kampung Long Paqaq, Sungai Ikang Kampung Long Paqaq, dan dua jembatan di Sungai Pani Kampung Tiong Ohang. “Yang Sungai Pani satu dan dua yaitu kurang lebih 10 kilometer dari pusat Tiong Ohang,” sebut Dedi.

Selain itu, sambung dia, terdapat SYC tahun 2021 untuk pembangunan tiga jembatan di Sungai Lingai, Sungai Gruni, dan Sungai Bluu. Semuanya berada di Kampung Long Paqaq. Nilai kontraknya Rp 19 miliar. Ada juga MYC 2021-2023 untuk pembangunan tiga jembatan. Yakni di Sungai Kuni, Tebihi dan Mahangai.

“Mahangai itu yang paling besar, sejara keseluruhan terdapat 12 jembatan yang tahun ini dikerjakan” kata Dedi.

Untuk rute penghubung selanjutnya, Tiong Ohang-Batas Kalbar, hanya satu kegiatan pemerintah pusat tahun 2021 ini. “Satu paket SYC tahun ini saja. Pembangunan jalan sepanjang 6,35 kilometer. Kontraknya sebesar Rp 46 miliar. Waktunya mepet, akhir tahun harus selesai itu,” timpal PPK Perbatasan 1, Jalan Perbatasan Kaltim, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Wahyu, pekan lalu yang juga bersama Dedi.

Kembali ke Irawan. Ia menjelaskan, untuk pembangunan jembatan yang dilakukan pemerintah pusat seluruhnya ialah permanen tipe A. Sedangkan untuk jalan yang aspal, untuk rute perbatasan dari Tiong Ohang dan juga yang ada di batas Kaltara, menggunakan jenis aspal burda. Traffic kendaraan yang masih tidak banyak menjadikan alasan aspal jenis burda dipilih pihaknya untuk rute tersebut. Sedangkan untuk rute jalan Tering-Long Bagun tahun ini menggunakan jenis aspal Hot Rolled Sheet-wearing Course (HRS-WC). (kk)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img