PENINGKATAN penggunaan internet, selain sisi positif, banyak juga membawa dampak negatif. Di antaranya penipuan secara online, hoaks, cyber bullying dan konten-konten negatif yang dampaknya bisa meluas.
Pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi atau jaringan harus dapat dimanfaatkan secara sehat, cerdas dan cermat dalam kehidupan sehari-hari.
Karena itulah, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) kembali menggelar Kelas Kebal Hoaks secara daring bersama Kementerian Informasi dan Komunikasi Indonesia (Kominfo) dan Siberkreasi dalam gerakan makin cakap digital. Kali ini juga bekerjasama dengan Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kaltim.
Dirjen Aptika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan mengungkapkan, bahwa angka indeks literasi digital masyarakat Indonesia masih berada pada 3,49 dari skala 5 yang harus ditingkatkan.
Menurutnya sudah menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat dengan kemampuan literasi digital agar selalu siap mengawal percepatan transformasi digital nasional.
“Peningkatan literasi digital masyarakat adalah pekerjaan besar, maka diperlukan kolaborasi yang baik agar tidak ada masyarakat yang tertinggal dalam proses percepatan transformasi digital ini, prinsipnya adalah nobody left behind,” ucapnya saat membuka Kelas Kebal Hoaks, Kamis (21/10).
Menurutnya, Kelas Kebal Hoaks secara daring ini masih dilakukan untuk menjangkau sasaran yang lebih luas dan lebih umum. Salah satu tujuan Kelas Kebal Hoaks ini adalah mengedukasi masyarakat agar dapat menggunakan alat dan metode periksa fakta secara sederhana dan mudah dipahami.
Selain itu, kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami dan menganalisa sebuah informasi sehingga tercipta kesadaran agar lebih bijak menggunakan gawai dan internet. Sekitar 175 peserta bergabung di kelas daring kali ini, dari mulai mahasiswa UNU Kaltim hingga masyarakat umum mengikuti kelas ini.
Untuk pemateri dalam kelas Kebal Hoaks ini, salah satunya adalah relawan MAFINDO Wilayah Samarinda, Siti Suhada yang juga merupakan dosen Ilmu Komunikasi UNU Kaltim. Ia menyampaikan dua 2 materi awal yaitu terkait hoaks dan pencarian artikel klarifikasi.
Sementara untuk materi tentang verifikasi konten editan, foto, video dan lokasi beserta materi tentang audit media sosial disampaikan oleh Syarief Ramaputra, salah satu pemeriksa fakta senior di MAFINDO.
Selain kedua narasumber tersebut, dalam pengerjaan soal tiap kelompok didampingi oleh relawan MAFINDO Mojokerto yang sudah tersertifikasi Kelas Kebal Hoaks.
“Semoga masyarakat selalu antusias dalam mengikuti kelas seperti ini, karena masyarakat tidak hanya dituntut mendengarkan namun juga dituntut untuk dapat menyelesaikan soal, bahkan menjelaskan bagaimana sebuah informasi dapat dikatakan hoaks atau tidak” ucap Siti Suhada. (lin/rls)