spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kerisologi: Pengetahuan Perkerisan secara Ilmiah (3)

III. Mata Kuliah di Perguruan Tinggi

Beberapa perguruan tinggi yang memiliki institusi Kajian Jawa, Akademisi Kajian Jawa, Peneliti Kajian Jawa, literatur dan koleksi Pustaka tentang Kajian Jawa, yang saling menjalin Kerjasama dan kolaborasi berkaitan dengan acara dan kegiatan untuk mengangkat Kebudayaan Jawa, antara lain:

  1. Universitas Sebelas Maret Surakarta
  2. Universitas Negeri Yogyakarta
  3. Universitas Negeri Surabaya
  4. Institut Seni Indonesia Yogyakarta
  5. Univeritas Indonesia
  6. Universitas Gadjah Mada
  7. Universitas Negeri Semarang
  8. Institut Seni Indonesia Surakarta
  9. Universitas Leiden Belanda
  10. Universitas National Australia

Selama ini banyak kalangan masyarakat yang menganggap Javanologi adalah kaweruh Jawa dan diartikan sebagai aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Padahal Javanologi berasal dari kata Java dan Logos yang artinya adalah Ilmu Pengetahuan Budaya dan Teknologi Jawa yang meliputi:

  1. Ilmu Sumber Daya Manusia
  2. Ilmu Rancang Bangun (Arsitektur Jawa)
  3. Ilmu Tata Ruang Jawa
  4. Ilmu Manajemen dan Tata Negara
  5. Iptek Pertahanan dan Persenjataan
  6. Iptek Pertanian dan Logistik
  7. Iptek Kesehatan dan Pengobatan
  8. Iptek Sinematografi
  9. Iptek Transportasi dan komunikasi
  10. Iptek Metalurgi atau percampuran logam

Javanologi banyak dilakukan oleh sebuah Lembaga yang didirikan oleh Johann Friedrich yaitu Het Instituut Voor Javaanche Taal te Soerakarta di tahun 1832, pada awalnya meneliti Raden Ngabehi Rangga Warsita yang merupakan seorang Pujangga Besar Budaya Jawa yang lahir pada tanggal 14 Maret 1802. Dengan demikian, Javanologi bermula saat Ranggawarsito berusia 30 tahun. Ranggawarsita mengalami konflik batin yang hebat, sebab disatu sisi berteman dengan C.F. Winter dan J. Portier untuk memberikan informasi tentang Kesusastraan Jawa namun disisi lain melihat penculikan-penculikan bangsanya oleh kaum penjajah. Kemudian ilmu ini berkembang tidak hanya tentang sasra namun berkembang seperti di atas.

Javanologi menurut Taufiq Al Makmum dari Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah sebuah harapan guna memberikan akses atau jembatan generasi mendatang yang kian jauh dari budaya Jawa baik itu ideofact maupun artefact. Ketiadaan daya dukung masyarakat adalah bentuk enyahnya rasa kepemilikan. Rasa memiliki budaya sendiri pudar ditelan ketidakpercayaan pada identitas lokalnya, digeser oleh budaya-budaya pendatang yang datang silih berganti. Budaya Jawa menjadi identitas karena pas dengan kebutuhan local, kemurnian kreativitas, muncul sebagai local genius dan wisdom pada proses pembentukan identitas budaya.

Perkembangan selanjutnya dimungkinkan adalah lahirnya cabang ilmu baru yang disebut Kerisologi, dari kata Keris dan Logos yang artinya adalah Ilmu Pengetahuan tentang Perkerisan. Keberadaannya sudah mendesak untuk diakui oleh Pemerintah dan diterapkan di beberapa Perguruan Tinggi yang mengangkat Budaya. Perlu diakui bahwa keterbatasan penjelasan tentang ilmu perkerisan secara ilmiah yang menjadikan keris kelak akan ditinggalkan dan dianggap tidak teruji. Setiap ilmu yang tumbuh dan berkembang akan unik karena factor lingkungan bertumbuh, sosiologi masyarakat, kondisi geografis, dan sejarah yang melingkupinya.

Kota Sumenep sudah membranding sebagai Kota Keris, kini terdapat lebih dari 800 mpu pengrajin keris disana. Besalen-besalen dan Pande juga sudah bertebaran di berbagai pelosok Nusantara, mulai di Jawa, Bali, Lombok, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Jumlah pelestari keris sudah sedemikian banyaknya ditambah dengan munculnya Museum Keris yang diinisiasi oleh pribadi seperti Neka Art Museum, Brojobuwono dan masih banyak lagi. Museum oleh Pemerintah seperti Museum Keris Surakarta, Museum Keris TMII, dan Museum Sonobudoyo. Ditambah lagi, Unesco hanya memberikan penghargaan terhadap Keris disisi Intangible-nya bukan termasuk Tangible-nya, sehingga mendesak urgensi-nya untuk merealisasikan gagasan Jurusan Kerisologi tersebut.

Mata kuliah yang dimungkinkan ada di Jurusan Kerisologi antara lain:

  1. Sejarah Seni Tempa di Nusantara
  2. Sejarah Keris dan Asal-usulnya
  3. Kajian Simbolis dan Falsafah Keris
  4. Mistis Keris dan Laku Spiritual
  5. Proses Pembuatan Sebilah Keris
  6. Mengenal Ricikan dan Dhapur Keris
  7. Aneka Pamor Keris dan Maknanya
  8. Motif dan Hiasan pada Keris
  9. Sandangan Keris dan Perlengkapannya
  10. Estetika dan Penilaian Keris
  11. Tradisi Perawatan Keris
  12. Keris dan Busana Tradisional
  13. Etika dalam Masyarakat Perkerisan

(Bersambung)

Ditulis oleh: Begawan Ciptaning Mintaraga
Bidang Edukasi Senapati Nusantara (Anggota Dewan Pembina Panji Beber Kota Bontang)

 

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti