spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kasus Covid-19 di Kutim Melandai, Dinkes Waspadai Penyakit Tidak Menular

SANGATTA – Beberapa pekan terakhir, kasus Covid-19 di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melandai. Di sisi lain, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim mulai mewaspadai penyebaran penyakit lainnya yang juga tak kalah berbahaya. Bahkan bisa menyebabkan kematian. Selama ini, penyakit itu hanya tertutupi dengan kasus virus Corona.

Sekretaris Diskes Kutim, Hariyati mengatakan, kini percepatan vaksinasi terus dikejar. Tingginya kesadaran masyarakat terhadap antisipasi COVID-19, hingga ketatnya pembatasan kegiatan masyarakat, diyakini membuat situasi pandemi dapat mereda. “Para ahli juga sudah memprediksi jika pandemi akan mengarah menjadi endemi,” ucap Hariyati saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (20/11/2021).

Namun masih ada beberapa penyakit yang diprediksi bakal kembali mencuat. Sebab penyakit ini memang kerap menjadi masalah di Kutim selama ini. Bahkan penyakit ini merupakan penyebab kematian tertinggi. “Ada stroke, jantung, darah tinggi, kencing manis dan tuberkulosis. Ini penyakit tidak menular tapi selalu masalah di Kutim,” paparnya.

Kenapa kasus penyakit ini bisa tenggelam selama ini. Penyebabnya akibat maraknya kasus COVID-19, hingga menutupi kasus penyakit tersebut. Warga yang menjalankan kontrol terhadap penyakit itu juga berkurang selama pandemi. “Kini COVID-19 mereda, bisa jadi kasus penyakit ini akan bermunculan,” ungkapnya.

Dinkes sendiri sebenarnya masih tetap mengkampanyekan Gerakan Hidup Sehat (Germas). Gerakan itu diharap dapat mengurangi penderita 5 penyakit itu pada generasi mendatang. Sebuah kampanye yang mengajak masyarakat untuk rajin berolahraga minimal 30 menit tiap harinya. “Serta meminta dapat memakan makanan sehat seperti buah dan sayur. Serta harus rutin melakukan cek kesehatan,” ajaknya.

Lebih jauh Hariyati mengungkapkan, selain penyakit tidak menular itu, pihaknya juga tengah mewaspadai penyebaran DBD yang juga mengalami peningkatan pada musim hujan. Namun ia memastikan peningkatan yang terjadi jumlah tak begitu signifikan.

“Guna pencegahan penyebaran DBD, saya imbau masyarakat agar mengetatkan pola hidup bersih dan sehat serta menerapkan protokol kesehatan dengan ketat,” tandasnya. (ref/adv)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
16.4k Pengikut
Mengikuti
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img