SAMARINDA – Dunia pendidikan di Samarinda, Kalimantan Timur, diguncang oleh kasus asusila yang melibatkan dua guru honorer. Kedua guru tersebut diduga melakukan tindakan tidak senonoh terhadap murid perempuan di dua sekolah dasar yang berbeda. Kasus ini mendapat perhatian serius dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Asli Nuryadin.
Asli Nuryadin menegaskan pihaknya selalu mengingatkan para guru untuk menjaga marwah profesi mereka.
“Guru itu kan profesi mulia, harus menjaga etik dan marwahnya. Di setiap kesempatan saya ingatkan, bukan karena kasus ini saja. Saat upacara, maupun pertemuan kunjungan saya ke sekolah, terus saya sampaikan itu,” kata Asli.
Ia menambahkan, tugas guru dalam mendidik peserta didik memiliki dua sisi yang menjadi perhatian masyarakat luas.
“Namanya guru jadi pantauan, panutan. Sehingga kalau kita melakukan perbuatan yang baik sebagai guru, itu luar biasa nilai ibadahnya dan penghargaan terhadap kita,” ujarnya.
Namun, Asli juga menyayangkan jika ada guru yang melakukan perbuatan tercela. “Tapi kalau sebaliknya, guru melakukan perbuatan tercela, jadi pertanyaan besar kok bisa?” tambahnya.
Oleh karena itu, Asli kembali mengingatkan para guru untuk selalu menjaga kode etik dan pergaulan sehari-hari. “Sehingga kode etik, pergaulan kita sehari-hari, tunjukkanlah jati diri sebagai profesi yang mulia,” pesannya.
Penulis: Dimas
Editor: Nicha R