SAMARINDA – Kalimantan Timur (Kaltim) termasuk provinsi dengan pendapatan tinggi bersama DKI Jakarta. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita DKI Jakarta tahun 2022 sebesar 20.103 USD dan Kaltim sebesar Rp16.083 USD.
“Selain Jakarta, provinsi yang bergantung pada sumber daya alam (batubara dan kelapa sawit) cenderung memiliki PDRB per kapita yang tinggi,” ungkap Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa dalam sambutannya di Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur 2024 di Pendopo Odah Etam, pekan lalu.
Materi sambutan Menteri PPN/Bappenas, Suharso Monoarfa diwakili oleh Deputi Bidang Pembangunan Regional, Dr. Ir. Himawan Hariyoga Djojokusumo, M.Sc.
Secara nasional, dari 35 provinsi, 2 (dua) provinsi masuk dalam kategori pendapatan tinggi, sebanyak 13 provinsi masuk dalam kategori pendapatan menengah dan sisanya 20 provinsi masuk dalam kategori pendapatan rendah.
“Pemerintah ingin memprioritaskan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di wilayah yang memiliki status Pendapatan Menengah-Rendah,” kata Suharso.
Sementara itu, terkait diagnosa pertumbuhan ekonomi Kaltim, Menteri Suharso mengatakan bahwa hambatan bagi pertumbuhan ekonomi Kaltim bukanlah faktor pendidikan, sumber daya manusia (SDM) atau ketenagakerjaan, melainkan infrastruktur, regulasi dan institusi. Sedangkan, faktor-faktor lainnya cukup mendukung.
“Implementasi regulasi untuk mendorong daya saing daerah masih dapat ditingkatkan (Indeks Daya Saing maupun Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan) dan diperlukan peningkatan koordinasi antara kebijakan dan pemangku kepentingan,” ujarnya.
Kemudian, terkait infrastruktur, Menteri Suharso mengatakan bahwa kualitas jalan nasional dan provinsi masih perlu ditingkatkan.
“Di Kaltim, aksesibilitas masih rendah dan dukungan penyediaan layanan infrastruktur dasar yang merata dan terintegrasi perlu ditingkatkan,” tambahnya.
Adapun sasaran pembangunan di Provinsi Kaltim tahun 2022 yang belum tercapai adalah pertumbuhan ekonomi yang semula ditargetkan sebesar 5,30%, tetapi hanya terealisasi sebesar 4,48%. Sedangkan tingkat kemiskinan yang seharusnya turun ke 5,80% pada tahun 2022, tetapi realisasinya adalah 6,44%.
“Untuk tingkat pengangguran terbuka Kaltim pada tahun 2022 mencapi target. Targetnya 6,79 bisa direalisasi 5,71%,” kata Menteri Suharso. (sef/pt/diskominfokaltim)