JAKARTA – KPU RI mengumumkan pemenang lomba maskot Pemilu 2024. Maskot tersebut berupa sepasang burung bernama Sura dan Sulu.
Dikutip dari detikcom dari acara pengumuman pemenang lomba maskot Pemilu 2024, maskot yang dipilih berupa dua burung Jalak Bali bernama Sura, dan Sulu. Sura merupakan burung jantan, dan Sulu merupakan burung betina.
Dua burung itu tengah tengah memegang paku pencoblos. Mereka digambarkan dengan mimik tersenyum. Tak lupa mereka mengacungkan jari kelingking bertina ungu, yang menandakan mereka telah menggunakan hak suara.
Selain itu, dua burung tersebut disimbolkan sebagai cerminan anak muda. Di mana nantinya sebagian pemilih pada Pemilu 2024 merupakan generasi muda. Nantinya, maskot tersebut akan dilaunching pada 1-3 Desember 2022 di Ancol, Jakarta Utara.
“Maskot itu nanti dilaunching secara perdana pada acara konsolidasi nasional yang diselenggarakan KPU RI dengan melibatkan lebih 6.000 personil penyelenggara pemilu di Ancol pada 1-3 Desember 2022,” kata Komisioner KPU August Mellaz dalam konferensi pers yang ditayangkan di Youtube KPU RI, Jumat (25/11/2022).
August mengatakan lomba maskot tersebut diikuti oleh 540 peserta. Dia mengungkapkan maskot dengan nama ‘Sura (Suara Rakyat), Sulu (Suara Pemilu)’ karya Stefani berhasil menjadi juara.
“Dari hasil penelitian itu, dengan beberapa kriteria (keaslian, kreativitas, komunikatif, inspiratif, estetika, totalitas dan mencerminkan identitas ke Indonesiaan) yang saya sebutkan, akhirnya diputuskan ada satu orang pemenang, terbaik yaitu maskot dengan nama ‘Sura (Suara Rakyat) dan Sulu (Suara Pemilu) karya dari Stefani,” ujarnya.
Menurutnya, maskot tersebut menjadi salah satu kebutuhan KPU dalam menyelenggarakan tahapan pemilu. Dia menyebut saat ini pihaknya masih menunggu proses finalisasi jingle.
“Jadi sekarang kami juga masih menunggu proses finalisasi untuk yang jingle. Jadi nanti pasangannya jingle dan maskot,” katanya.
“Harapannya nanti saat konsolidasi nasional di 1-3 Desember itu semuanya kita launching, tunggu saja tanggal mainnya, yang jelas sekarang kalau masalah maskot kan sudah. Kalau jingle itu kan pasti ada proses kreatif yang berbeda. Kalau ini (maskot) kita lombakan, kalau jingle itu ada proses semacam purposive, kita punya tujuan tertentu, kita bikin guideline tertentu. Nanti urusannya cari artis, segala macam, tunggu saja,” sambungnya.
August mengatakan sejak awal pihaknya menegaskan untuk menghindari adanya asosiasi parpol dalam pemilihan maskot. Menurutnya, maskot itu dipilih karena sesuai dengan kriteria.
“Justru awalnya desain itu kita menghindari adanya asosiasi. Itu yang kita tegaskan ke dewan juri. Jadi dewan juri itu selain yang ahli di bidangnya, kemudian posisi KPU nya masuk. Ketika kita nyatakan, jangan sampai ada asosiasi nomor, asosiasi yang akronimnya salah satu kontestan, itu yang kami tegaskan. Kami menjaga proses itu,” tuturnya. (dtc/mk)